foto: waspada.co.id |
Hampir setiap kali tes penerimaan
Calon Pegawai Negeri Sipil alias CPNS, saya didorong teman-teman kerja untuk
ikutan.
“Mumpung masih muda. Kamu belum
35, kan?” kata seorang teman. “Kalau udah 35 kan udah nggak bisa,tuh.”
Saya cuma senyum-senyum, “Belum
tertarik, Mbak. “ sahut saya.
Bisa ditebak, jika saya menjawab
begitu pastilah muncul pertanyaan “kenapa” plus uraian tentang enaknya jadi PNS.
Mulai dari “masa depan lebih terjamin” , gaji bakal naik terus sampai dapat
uang pensiun.
Nggak bisa
dipungkiri, beberapa tahun terakhir PNS
memang menjadi pekerjaan impian banyak orang. Banyak orang tua yang mengharap
anaknya jadi PNS, bahkan ada yang sampai memaksa. Situasi ini amat berbeda
dengan belasan atau puluhan tahun lalu. Mama saya yang pensiunan PNS bercerita
kalau dulu PNS adalah pekerjaan yang paling tidak populer bahkan cenderung
diremehkan. PNS identik dengan gaji
kecil hingga banyak orang lebih memilih bekerja di perusahaan swasta atau
menjadi pengusaha.
Sekarang? Saat situasi ekonomi
semakin tak pasti, jadi PNS dianggap sebagai pekerjaan paling terjamin. Seorang
teman dengan terang-terangan bilang, ingin jadi PNS biar bisa dapat gaji tanpa
harus capek-capek kerja. Biarpun sering absen, katanya, gaji toh tetap masuk ke
kantong.
Saya tersenyum miris. Saya
berpikir, bukan mustahil jika banyak orang di luar sana yang juga berpikiran sama
seperti teman saya itu. Ya..siapa yang nggak mau dapat uang tanpa harus kerja
keras?. Meskipun saya yakin, tak semua PNS bermental “nggak mau capek” kayak
gitu. Belum lagi gaji PNS sering dinaikkan sampai ada gaji ke -13 segala.
Kerjaannya juga safe karena
kemungkinan untuk kehilangan pekerjaan amat kecil –kecuali kalau si pegawai
melakukan pelanggaran berat. Setelah pensiun pun gaji tetap masuk ke rekening
meskipun hanya setengah dari gaji saat bekerja. Tak heran jika kini orang tua
justru amat bangga kalau anaknya jadi PNS.
Bandingkan dengan pekerja swasta.
Gaji mungkin bisa lebih besar. Tapi kalau kinerja jelek ya karier bisa stuck atau malah diberhentikan. Berbeda
dengan PNS yang pasti bakal dapat uang pensiun, jadi pegawai swasta tidak ada
jaminan itu. Meskipun, ada sih beberapa perusahaan yang sekarang mulai
menyertakan Tabungan Hari Tua untuk pegawainya kayak di tempat kerja saya. Tapi
uangnya diambil dari gaji kita juga.
Tapi honestly to say, saya kok enggak-tepatnya- belum
tertarik jadi PNS. Soalnya, saya orangnya pembosan. Saya nggak bisa
membayangkan kalau saya harus bekerja di tempat yang sama seumur hidup saya
dengan aktivitas yang begitu-begitu saja. Masa iya saya harus berhenti kerja
hanya karena bosan? Nanti saya “dihukum” banyak orang saya karena dianggap
sudah menyia-nyiakan kesempatan jadi PNS. Jadi mending dari sekarang saja saya
bilang nggak mau. Mama saya bilang sih, sebenarnya kerja PNS nggak
monoton-monoton amat. Kalau kita bekerja di departemen yang banyak berkecimpung
di lapangan, pekerjaannya nggak terlalu membosankan. Tapi entahlah..Meskipun
gaji saya sekarang sebagai guru swasta juga nggak bisa dibilang besar, saya
belum ada keinginan untuk suatu hari mendaftar jadi PNS.
foto : skalanews.co.id |
Tentu saja, tak salah jika orang
berharap jadi PNS dengan catatan : Pertama,
niatkan menjadi PNS karena Allah. Jika sudah begitu, Insya Allah nggak akan ada tuh niat ingin jadi PNS biar dapat gaji
tanpa harus capek kerja atau jadi PNS agar dapat tempat “basah” hingga mudah mendapat
uang tambahan. Kedua, jangan menganggap PNS sebagai satu-satunya sumber rezeki. Itu sama saja dengan menafikan pintu rezeki lain dari
Allah. Ada begitu banyak jenis pekerjaan halal bagi kita. Sambil bercanda, saya
sering bilang, “apakah semua orang di dunia ini harus jadi PNS?” Kan enggak
juga ya..? Menurut saya, selama kita melakukan suatu pekerjaan apa pun-yang
halal- dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh, insya allah akan selalu ada jalan
yang dibukakan Allah. Ketiga, kalaupun sangat ingin jadi PNS, jangan lantas menghalalkan segala cara biar lulus tes. Awal yang buruk biasanya akan
berbuntut keburukan juga. Keempat, jika sudah berkali-kali tes ternyata nggak lulus juga, it’s not the end of the world!, seolah harapan hidup kita ikut
tamat. Percayalah, Allah mungkin sudah menyediakan pintu rezeki lain yang jauh
lebih baik buat kita.
So, saya bukan anti PNS. Hanya
berusaha untuk tak terlalu bergantung pada pekerjaan itu sebagai sumber harapan
rezeki saya. Walau bagaimanapun, saya kan anak mantan PNS he…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar