Jumat, 21 September 2012

Bukan Anti Jadi PNS


foto: waspada.co.id

Hampir setiap kali tes penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil alias CPNS, saya didorong teman-teman kerja untuk ikutan.
“Mumpung masih muda. Kamu belum 35, kan?” kata seorang teman. “Kalau udah 35 kan udah nggak bisa,tuh.” 
 
Saya cuma senyum-senyum, “Belum tertarik, Mbak. “ sahut saya.
 
Bisa ditebak, jika saya menjawab begitu pastilah muncul pertanyaan “kenapa” plus uraian tentang enaknya jadi PNS. Mulai dari “masa depan lebih terjamin” , gaji bakal naik terus sampai dapat uang pensiun.
 
Nggak bisa dipungkiri, beberapa tahun terakhir  PNS memang menjadi pekerjaan impian banyak orang. Banyak orang tua yang mengharap anaknya jadi PNS, bahkan ada yang sampai memaksa. Situasi ini amat berbeda dengan belasan atau puluhan tahun lalu. Mama saya yang pensiunan PNS bercerita kalau dulu PNS adalah pekerjaan yang paling tidak populer bahkan cenderung diremehkan.  PNS identik dengan gaji kecil hingga banyak orang lebih memilih bekerja di perusahaan swasta atau menjadi pengusaha. 
 
Sekarang? Saat situasi ekonomi semakin tak pasti, jadi PNS dianggap sebagai pekerjaan paling terjamin. Seorang teman dengan terang-terangan bilang, ingin jadi PNS biar bisa dapat gaji tanpa harus capek-capek kerja. Biarpun sering absen, katanya, gaji toh tetap masuk ke kantong.
 
Saya tersenyum miris. Saya berpikir, bukan mustahil jika banyak orang di luar sana yang juga berpikiran sama seperti teman saya itu. Ya..siapa yang nggak mau dapat uang tanpa harus kerja keras?. Meskipun saya yakin, tak semua PNS bermental “nggak mau capek” kayak gitu. Belum lagi gaji PNS sering dinaikkan sampai ada gaji ke -13 segala. Kerjaannya juga safe karena kemungkinan untuk kehilangan pekerjaan amat kecil –kecuali kalau si pegawai melakukan pelanggaran berat. Setelah pensiun pun gaji tetap masuk ke rekening meskipun hanya setengah dari gaji saat bekerja. Tak heran jika kini orang tua justru amat bangga kalau anaknya jadi PNS.
 
Bandingkan dengan pekerja swasta. Gaji mungkin bisa lebih besar. Tapi kalau kinerja jelek ya karier bisa stuck atau malah diberhentikan. Berbeda dengan PNS yang pasti bakal dapat uang pensiun, jadi pegawai swasta tidak ada jaminan itu. Meskipun, ada sih beberapa perusahaan yang sekarang mulai menyertakan Tabungan Hari Tua untuk pegawainya kayak di tempat kerja saya. Tapi uangnya diambil dari gaji kita juga.
 
Tapi honestly to say, saya kok enggak-tepatnya- belum tertarik jadi PNS. Soalnya, saya orangnya pembosan. Saya nggak bisa membayangkan kalau saya harus bekerja di tempat yang sama seumur hidup saya dengan aktivitas yang begitu-begitu saja. Masa iya saya harus berhenti kerja hanya karena bosan? Nanti saya “dihukum” banyak orang saya karena dianggap sudah menyia-nyiakan kesempatan jadi PNS. Jadi mending dari sekarang saja saya bilang nggak mau. Mama saya bilang sih, sebenarnya kerja PNS nggak monoton-monoton amat. Kalau kita bekerja di departemen yang banyak berkecimpung di lapangan, pekerjaannya nggak terlalu membosankan. Tapi entahlah..Meskipun gaji saya sekarang sebagai guru swasta juga nggak bisa dibilang besar, saya belum ada keinginan untuk suatu hari mendaftar jadi PNS. 

foto : skalanews.co.id
 
Tentu saja, tak salah jika orang berharap jadi PNS dengan catatan : Pertama, niatkan menjadi PNS karena Allah. Jika sudah begitu, Insya Allah nggak akan ada tuh niat ingin jadi PNS biar dapat gaji tanpa harus capek kerja atau jadi PNS agar dapat tempat “basah” hingga mudah mendapat uang tambahan. Kedua, jangan menganggap PNS sebagai satu-satunya sumber rezeki. Itu sama saja dengan menafikan pintu rezeki lain dari Allah. Ada begitu banyak jenis pekerjaan halal bagi kita. Sambil bercanda, saya sering bilang, “apakah semua orang di dunia ini harus jadi PNS?” Kan enggak juga ya..? Menurut saya, selama kita melakukan suatu pekerjaan apa pun-yang halal- dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh, insya allah akan selalu ada jalan yang dibukakan Allah. Ketiga, kalaupun sangat ingin jadi PNS, jangan lantas menghalalkan segala cara biar lulus tes. Awal yang buruk biasanya akan berbuntut keburukan juga. Keempat, jika sudah berkali-kali tes ternyata nggak lulus juga, it’s not the end of the world!, seolah harapan hidup kita ikut tamat. Percayalah, Allah mungkin sudah menyediakan pintu rezeki lain yang jauh lebih baik buat kita. 
 
So, saya bukan anti PNS. Hanya berusaha untuk tak terlalu bergantung pada pekerjaan itu sebagai sumber harapan rezeki saya. Walau bagaimanapun, saya kan anak mantan PNS he…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar