Senin, 17 September 2012

OMG Si Putih Abu-Abu..!



Rasanya aneh saat tiba-tiba saja, ada orang yang bertingkah laku “ajaib” pada kita. Ingin diperhatikan, ingin dilihat dan dianggap..Dan yang melakukan “keajaiban” itu bukan anak, suami atau orang yang kita anggap istimewa.

Namanya, Aditya, sebut saja begitu.  Saya tebak sih umurnya baru 16 atau 17 tahun. Masih berseragam putih abu-abu. Saya mengenalnya karena dia murid saya di tempat saya mengajar. Kesan pertama saya, Aditya anak yang nggak banyak tingkah. Cenderung kalem dan tak banyak bicara. Kemampuan bahasa Inggrisnya juga lumayan. Pokoknya, saya tak melihat ada tanda-tanda kalau ia akan menjadi anak yang caper (cari perhatian) atau bertingkah macam-macam. Setidaknya, awalnya saya sangka begitu. 

Tapi entah bagaimana awalnya, saya mulai menangkap ada perubahan sikap Aditya. Sikap yang agak nggak wajar karena selama hampir 2 bulan saya mengajarnya, Aditya adalah anak yang kalem dan tak pernah aneh-aneh. Suatu hari misalnya, dia seperti sengaja menelungkupkan kepala, seperti tiduran, di atas bangku. Padahal, saya yakin dia tidak tidur dan tahu kalau saya datang. Temannya yang duduk dekat Aditya memperingatkan,
“Dit, ada Miss tuh..!” Tapi Aditya seolah tak mendengar.
Tak ayal saya pun langsung menegur,
“Adit, do you want to sleep or what?. Please wash your face if you’re sleepy.”
Aditya mengangkat kepala. Dengan wajah cerah dia berkata, “ No, Miss. I’m not sleepy at all.” katanya. 

Beberapa kali pula Aditya  seperti sengaja meminta saya mengulangi pertanyaan yang saya ajukan kepadanya. Padahal saya tahu benar kalau otaknya lumayan encer untuk menangkap maksud pertanyaan saya. Suatu kali saya sengaja tak bersedia mengulangi pertanyaan saya. Ternyata tanpa diulang pun dia dapat dengan lancar menjawab.

Pernah pula tiba-tiba saja ia tertawa dengan keras padahal saat itu suasana kelas sedang tak terlalu berisik. Aneh juga kan, mengingat dia tak seperti itu sebelumnya. Akibatnya, semua anak mendadak melihat ke arahnya termasuk saya. Saya menatapnya heran. Kalau memang dia sedang mengobrol lalu ada yang lucu, pastilah ada anak lain yang bereaksi sama, minimal menunjukkan mimik tertawa. Tapi saya tak melihat tanda-tanda itu,
“What’s wrong Aditya?” tanya saya.
“No, Miss..” elaknya. Saya geleng-geleng kepala dan menangkap kilatan kepuasan saat melihat saya mendadak memperhatikannya.

Banyak hal aneh lain yang- menurut saya- ia lakukan untuk menarik perhatian saya. Mulai dari memasang earphone di dalam kelas-mungkin untuk mendengarkan lagu- padahal saya sudah datang dan mulai membahas pelajaran. Pernah pula ia mendadak menolak menjawab pertanyaan yang saya ajukan padahal biasanya dia termasuk anak yang kritis. Saya pun jadi malas menegur karena sepertinya kok dia melakukan itu dengan sengaja.

Saya bertanya-tanya, apa maksudnya ia melakukan itu semua. Kalau untuk menarik perhatian, untuk apa?Masa iya dia suka sama saya yang umurnya 2 kali lipat umurnya. Atau dia kurang perhatian di rumah? Tapi sebagai gurunya, saya juga nggak merasa mengistimewakan siapa pun di kelas itu termasuk dia. Jadi, buat apa dia cari perhatian begitu?.  Saya sendiri juga tak mau mencari tahu lebih jauh karena toh untuk level selanjutnya belum tentu dia jadi murid saya lagi. So, saya harap kami nggak bakal banyak berinteraksi. 

Jujur, saya merasa amat aneh mengalami itu. Seperti kembali ke masa sekolah saat ada seseorang yang ingin saya lihat karena dia diam-diam suka sama saya. Mudah-mudahan itu hanya perasaan saya saja. Dasar si putih abu-abu!..
(dari sebuah curhat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar