Senin, 10 September 2012

Nostalgia 90-an



Saya sudah pernah cerita kan, kalau saya punya selera “klasik”. Saya suka hal-hal yang berbau jadul kecuali fashion, karena saya nggak suka gaya vintage. Salah satu yang saya sering kenang adalah everything that has something to do with 90’s..Mungkin karena saya mengalami masa remaja-yang katanya masa paling nggak terlupakan- di tahun itu. Banyak hal-hal berkesan yang bikin saya sering senyum-senyum sendiri mengingat tahun 90-an:
1.  Radio is the best. Mungkin karena saat itu belum banyak statsiun TV, jadi radiolah yang menjadi sumber info buat lagu-lagu yang lagi hits. Dulu, saya rajin ngikutin tangga lagu Indonesia, Barat, sampai lagu dangdut biar bisa mengikuti perkembangan musik terbaru. Remaja saat itu pun menggunakan radio sebagai alat untuk eksis (di udara) hi..hi..Salah satu caranya dengan rajin menelepon dan kirim salam saat acara request lagu. Malah, ada stasiun radio yang menjual kartu untuk kirim-kirim salam di sekolah saya. Di kartunya kita bisa menulis request lagu, untuk siapa lagu itu kita kirim dan spesial lagu itu dikirim untuk siapa. Biasanya bagian yang “spesial untuk” ini bisa dipakai buat sarana mengekspresikan perasaan juga. Jadi,kalau pas kita naksir si A, ya spesial lagu itu buat si A he..he..

2.    Kartu Lebaran laku berat. Maklum, belum ada sms apalagi email. Jadi pas lebaran, saya heboh beli kartu banyak-banyak buat dikirim ke teman-teman. Kalau dipikir rada lucu juga sih karena pas masuk sekolah kan kita pasti ketemu juga sama teman kita itu. Tapi kayaknya tetap kurang afdhol kalau belum mengirim kartu lebaran. Biasanya, kartu itu saya tulisi kalimat-kalimat panjang mirip puisi gitu..Biar keren ceritanya..

    3.   Telepon..Telepon..Satu-satunya cara komunikasi tercepat yang bisa dilakukan kalau pengen kontak teman. Jadi kalaupun pengen cerita-cerita sama temen via telepon, harus punya saluran telepon ke kamar pribadi biar orang rumah nggak nguping hi..hi..
   4.    Dear Diary. Buat curhat, banyak remaja yang menulis di diary. Saya salah satunya. Dulu di toko buku, banyak diary yang dijual. Gambarnya lucu-lucu. Kalau pengen agak private, bisa pilih diary yang ada kuncinya biar diary kita nggak bisa dibaca orang lain. Lucunya, beberapa teman saya menjadikan diary sebagai alat berkomunikasi sama pacarnya juga. Aneh juga sih, soalnya kadang pacarnya itu masih satu sekolah atau satu kelas. Kenapa nggak ngobrol langsung gitu ya..?hi..hi..Mungkin biar ekslusif ya atau biar nggak ketauan orang apa yang mereka obrolin. 

     5.    Kaset masih laku..Jaringan internet belum familiar, CD pun pas saya SMP belum ada. Jadi kaset lah yang banyak dibeli. Kayaknya ini zaman “keemasan” musisi kita ya..karena orang masih mau beli kaset untuk menikmati karya mereka. Di dalam kaset itu hampir selalu ada lirik lagunya juga, jadi saya termasuk yang senang beli kaset karena dapat bonus lirik lagu. Biarpun jarang beli juga sih karena uang saku terbatas he..he.. Ada saat ketika kertas yang dipakai untuk cover dan lirik lagu dibuat dari kertas daur ulang. Kaset favorit saya waktu itu kebanyakan punya Papa saya misalnya albumnya Krakatau dan Karimata Band. Kebanyakan sih lagu-lagu Jazz..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar