Minggu, 09 September 2012

Kalau ABG Belajar Ngegombal..


Hei kamu hatiku dag dig dug
Saat aku melihatmu jatuh di hadapanku
Membuat aku buru-buru mendekatimu
Langsung ku tanyakan apa kau baik-baik
saja

Kau bingung, ”memang aku jatuh darimana?”
Kau bidadari jatuh dari surga di hadapanku eeeaa
Kau bidadari jatuh dari surga tepat di hatiku
eeeaa

So baby please be mine, please be mine oh
mine eeeaa Karena hanya aku sang pangeran
impianmu

Coba tebak, kira-kira siapa penyanyi lagu di atas? Kita mungkin bakal mengira kalau itu penggalan lagu boyband yang lagi ngetop atau penyanyi A yang sedang digilai Anak Baru Gede (ABG). Siapa mengira, lagu rada gombal itu ternyata miliknya Coboy Junior (CJ). Memang masih boyband juga, tapi boyband cilik. Rada aneh? Saya juga. Soalnya, sesuai nama grupnya yang berembel-embel “junior”, boyband ini terdiri dari 4 cowok ABG yang baru menginjak usia belasan: Bastian, Aldi, Iqbal dan Rizky. Kayaknya agak nggak wajar kalau liriknya terkesan amat dewasa begitu. Tapi itulah faktanya.

Selain lagu di atas-judulnya Eeeaa, CJ juga punya sebuah single andalan berjudul Kamu yang temanya juga tentang cinta. Single itu pun amat disukai. Tak heran  jika nama CJ kini amat tenar tak hanya di kalangan remaja tetapi juga anak-anak. Bahkan mereka punya sebutan untuk para fans setia mereka, Comate. Tingkah para fans cilik ini juga tak kalah dengan fans pada umumnya. Seperti dikutip dari Tabloid Nova, para fans CJ menghujani idolanya dengan berbagai kado istimewa, membawa-bawa banner saat CJ konser sambil berteriak-teriak histeris. Kini, CJ malah punya sinetron serial yang dibintangi bersama girlband cilik, Bessara yang berjudul Hanya Kamu dan tayang hampir setiap hari di sebuah televisi swasta. Tak heran jika popularitas CJ disandingkan dengan SM*SH, boyband remaja itu dan berhasil meraih Kids Choice 2012 untuk kategori Boyband Favorit.

Inilah efek histeria K-wave yang melanda negara kita. Demam segala hal yang berbau korea menginspirasi para pelaku industri musik untuk mengorbitkan boyband dan girlband ala negeri ginseng itu. Dan memang, “jualan” semacam ini amat laku. Ini pula yang nampaknya menjadi alasan beberapa produser kemudian membentuk boyband dan girlband cilik termasuk CJ. Tujuannya mungkin untuk menggaet pasar anak-anak.

Situasi ini membuat saya miris. Pertama, meskipun boy dan girlband itu masih di bawah umur dan ditujukan untuk pasar di usia setara, lagu-lagu mereka tak bisa dibilang sesuai untuk anak seumuran mereka. Lagu Eeeaa di atas bercerita tentang “kegombalan” seorang cowok terhadap cewek yang disukainya (coba dengar lagunya di link di bawah ini:). 




Sedangkan  lagu Kamu bercerita tentang remaja yang sedang jatuh cinta dan ingin mengetahui akun Facebook gadis pujaannya. Padahal, penikmat lagu mereka banyak anak-anak. Kedua, penampilan dan gaya para personel boyband dan girlband itu juga tipikal boyband dan girlband dewasa. Nggak ada gaya natural khas anak-anak yang saya lihat saat mereka tampil. Melihatnya membuat saya merasa geli karena toh mereka tetap tak dapat menyembunyikan keluguan mereka di balik gaya dan penampilan ala orang dewasa itu.

Saya mendadak amat kangen dengan masa kecil saya dulu saat TVRI masih menayangkan acara Panggung Hiburan Anak-Anak setiap sebulan sekali. Para penyanyi cilik mayoritas tampil dengan gaya anak-anak mereka. Lagu-lagunya juga khas anak-anak. Melissa bernyanyi Abang Tukang Bakso, Susan dan Ria Enes berceloteh tentang Cita-Citaku, ada juga lagu Nyamuk Nakal-nya Enno Lerian. Kita memang telah kehilangan lagu-lagu anak sejak lama. Konon karena tak laku. Tapi saya kok berpikir sebaliknya. Karena anak-anak tak punya pilihanlah maka lagu dewasa atau yang berlirik dewasa yang mereka konsumsi. Padahal, lagu bisa menjadi sarana amat efektif untuk belajar dan mengedukasi anak. Terbayang apa jadinya jika yang sampai ke telinga anak dan terekam di otak mereka adalah lagu-lagu (berlirik) dewasa.

Mungkin memang perlu keberanian dan kerja sama semua pihak untuk menghidupkan kembali lagu anak-anak. Pelaku industri musik, para pencipta lagu termasuk dukungan pemerintah juga amat diperlukan. Memang telah ada yang mencoba melakukan sesuatu misalnya dengan membuat laman yang menyediakan layanan mengunduh lagu anak secara gratis. Bahkan ada juga boyband yang dibentuk khusus untuk menyanyikan lagu anak. Namun harus diakui, nampaknya itu semua belum dapat mengalihkan mayoritas anak-anak dari konsumsi lagu-lagu (berlirik) dewasa tadi. Sambil mengetik, saya membayangkan kalau anak-anak tanggung itu menggombali teman wanitanya , persis seperti gaya Andre Taulani saat jadi raja gombal di Opera Van Java..

(Curhat ibu peduli lagu anak)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar