Hei kamu hatiku dag dig dug
Saat aku melihatmu jatuh di hadapanku
Membuat aku buru-buru mendekatimu
Langsung ku tanyakan apa kau baik-baik saja
Kau bingung, ”memang aku jatuh darimana?”
Kau bidadari jatuh dari surga di hadapanku eeeaa
Kau bidadari jatuh dari surga tepat di hatiku eeeaa
So baby please be mine, please be mine oh
mine eeeaa Karena hanya aku sang pangeran
impianmu
Saat aku melihatmu jatuh di hadapanku
Membuat aku buru-buru mendekatimu
Langsung ku tanyakan apa kau baik-baik saja
Kau bingung, ”memang aku jatuh darimana?”
Kau bidadari jatuh dari surga di hadapanku eeeaa
Kau bidadari jatuh dari surga tepat di hatiku eeeaa
So baby please be mine, please be mine oh
mine eeeaa Karena hanya aku sang pangeran
impianmu
Coba tebak, kira-kira siapa
penyanyi lagu di atas? Kita mungkin bakal mengira kalau itu penggalan lagu
boyband yang lagi ngetop atau penyanyi A yang sedang digilai Anak Baru Gede (ABG).
Siapa mengira, lagu rada gombal itu
ternyata miliknya Coboy Junior (CJ). Memang masih boyband juga, tapi boyband
cilik. Rada aneh? Saya juga. Soalnya, sesuai nama grupnya yang berembel-embel
“junior”, boyband ini terdiri dari 4 cowok ABG
yang baru menginjak usia belasan: Bastian, Aldi, Iqbal dan Rizky.
Kayaknya agak nggak wajar kalau liriknya terkesan amat dewasa begitu. Tapi
itulah faktanya.
Selain lagu di atas-judulnya
Eeeaa, CJ juga punya sebuah single
andalan berjudul Kamu
yang temanya juga tentang
cinta. Single itu pun amat disukai. Tak heran jika nama CJ kini amat tenar tak hanya di kalangan remaja tetapi
juga anak-anak. Bahkan mereka punya sebutan untuk para fans setia mereka, Comate. Tingkah para
fans cilik ini juga tak kalah dengan fans pada umumnya. Seperti dikutip dari
Tabloid Nova, para fans CJ menghujani
idolanya dengan berbagai kado istimewa, membawa-bawa banner saat CJ konser sambil berteriak-teriak histeris. Kini, CJ
malah punya sinetron serial yang dibintangi bersama girlband cilik, Bessara
yang berjudul Hanya Kamu dan tayang
hampir setiap hari di sebuah televisi swasta. Tak heran jika popularitas CJ
disandingkan dengan SM*SH, boyband remaja itu dan berhasil meraih Kids Choice 2012 untuk kategori Boyband
Favorit.
Inilah efek histeria K-wave yang melanda negara
kita. Demam
segala hal yang berbau korea menginspirasi para pelaku industri musik untuk
mengorbitkan boyband dan girlband ala negeri ginseng itu. Dan memang, “jualan”
semacam ini amat laku. Ini pula yang nampaknya menjadi alasan beberapa produser
kemudian membentuk boyband dan girlband cilik termasuk CJ. Tujuannya mungkin untuk menggaet pasar anak-anak.
Situasi ini membuat saya miris. Pertama, meskipun boy
dan girlband itu masih di bawah umur dan ditujukan untuk pasar di usia setara,
lagu-lagu mereka tak bisa dibilang sesuai untuk anak seumuran mereka. Lagu Eeeaa di
atas bercerita tentang “kegombalan” seorang cowok terhadap cewek
yang disukainya (coba dengar lagunya di link di bawah ini:).
Sedangkan lagu
Kamu bercerita tentang remaja yang
sedang jatuh cinta dan ingin mengetahui akun Facebook gadis pujaannya. Padahal,
penikmat lagu mereka banyak anak-anak. Kedua, penampilan dan gaya para personel boyband dan
girlband itu juga tipikal boyband dan girlband dewasa. Nggak ada gaya natural
khas anak-anak yang saya lihat saat mereka tampil. Melihatnya membuat saya
merasa geli karena toh mereka tetap
tak dapat menyembunyikan keluguan mereka di balik gaya dan penampilan ala orang
dewasa itu.
Saya mendadak amat kangen dengan masa kecil saya
dulu saat TVRI masih menayangkan acara Panggung Hiburan Anak-Anak setiap
sebulan sekali. Para penyanyi cilik mayoritas tampil dengan gaya anak-anak
mereka. Lagu-lagunya juga khas anak-anak. Melissa bernyanyi Abang Tukang Bakso, Susan dan Ria Enes
berceloteh tentang Cita-Citaku, ada
juga lagu Nyamuk Nakal-nya Enno
Lerian. Kita memang telah kehilangan lagu-lagu anak sejak lama. Konon karena
tak laku. Tapi saya kok berpikir
sebaliknya. Karena anak-anak tak punya pilihanlah maka lagu dewasa atau yang
berlirik dewasa yang mereka konsumsi. Padahal, lagu bisa menjadi sarana amat
efektif untuk belajar dan mengedukasi anak. Terbayang apa jadinya jika yang
sampai ke telinga anak dan terekam di otak mereka adalah lagu-lagu (berlirik)
dewasa.
Mungkin memang perlu keberanian dan kerja sama
semua pihak untuk menghidupkan kembali lagu anak-anak. Pelaku industri musik,
para pencipta lagu termasuk dukungan pemerintah juga amat diperlukan. Memang
telah ada yang mencoba melakukan sesuatu misalnya dengan membuat laman yang
menyediakan layanan mengunduh lagu anak secara gratis. Bahkan ada juga boyband
yang dibentuk khusus untuk menyanyikan lagu anak. Namun harus diakui, nampaknya
itu semua belum dapat mengalihkan mayoritas anak-anak dari konsumsi lagu-lagu
(berlirik) dewasa tadi. Sambil mengetik, saya membayangkan kalau anak-anak
tanggung itu menggombali teman wanitanya , persis seperti gaya Andre Taulani
saat jadi raja gombal di Opera Van Java..
(Curhat ibu peduli lagu
anak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar