Belajar
tenses seringkali jadi amat membosankan bagi siswa,
termasuk saya saat masa sekolah dulu. Mungkin karena metode mengajarnya yang seringkali
bikin ngantuk. Biasanya, metode
yang dipakai guru tak jauh dari menjawab soal atau menghapalkan rumus tenses dalam bahasa Inggris yang banyak banget itu.
Gambar: www.uni.edu |
Karena
terasa membosankan, kita pun malas mempelajarinya. Padahal, tenses termasuk penting untuk dipahami
meskipun ada juga yang menganggap tenses
tak perlu dipelajari.
Berbekal
pengalaman pribadi, saya mencari cara agar materi tentang tenses bisa lebih menarik saat dipelajari hingga mudah dipahami. Beberapa
ide berikut, mudah-mudahan , bisa membantu guru saat mengajar tenses. Bisa diaplikasikan dengan
modifikasi pribadi.
Moving Interview. Teknik
ini dapat dilakukan misalnya saat mengajarkan Present Perfect Tense. Caranya, buat 5 sampai 10
pertanyaan menggunakan have you ever.
Tulis dalam bentuk tabel seperti ini:
Questions
|
Yes
|
No
|
1. Have you ever ridden a
horse?
2. Have you ever watched
horror movie?
3. Have you ever been to
Bali?
4. Have you ever treated
your friend?
5. Free question from student
|
Kemudian,
minta siswa mengajukan pertanyaan itu satu persatu kepada sebanyak mungkin
temannya di dalam kelas dalam waktu 3-5 menit. Jumlah pertanyaan dan waktu
“wawancara” disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada. Jika ada yang menjawab yes, siswa harus memberi tanda pada
tabel “yes” begitupun sebaliknya
tanpa harus menuliskan nama siswa yang ia wawancarai. Setelah selesai, minta
siswa melaporkan hasilnya. Misalnya: Two
students have ever been to Bali, one
student has ever ridden a horse
dan seterusnya. Ide ini amat membantu terutama untuk melatih kemampuan
berbicara siswa sekaligus mempraktekkan penggunaan Present Perfect Tense dalam kalimat.
Pertanyaan Konyol. Ide ini
juga dapat dilakukan saat belajar Present
Perfect Tense meskipun bisa juga untuk tenses
lain jika mungkin. Idenya agak mirip dengan ide di atas. Bedanya, siswa diminta
membuat 5 atau lebih pertanyaan konyol. Misalnya: have you ever been ridden an elephant?, have you ever been seen ghost? dan sebagainya. Biasanya,
siswa amat antusias saat diminta membuat pertanyaan macam ini. Buat tabel yang
sama seperti di atas, kemudian minta siswa secara bergantian saling
mewawancarai dengan satu orang teman yang ditunjuk oleh guru. Kadang, siswa yang
diwawancarai akan menjawab Yes untuk
satu pertanyaan konyol meskipun ia hanya pernah melakukannya dalam mimpi. Hal
ini boleh-boleh saja karena tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempraktekkan
tenses yang telah dipelajari. Agar
bisa berjalan efektif, bisa saja guru meminta mereka melakukan wawancara ini di
depan guru untuk diberi nilai.
Lagu-Lagu. Lagu bisa menjadi metode
pembelajaran yang selalu menarik bagi siswa karena umumnya mereka suka
mendengarkan musik. Pilih satu lagu yang sesuai dengan tenses yang sudah dipelajari. Buat teks lagunya dan kosongkan
sebagian. Jika tenses yang dipelajari
adalah Present Tense misalnya, tentu saja bagian yang dikosongkan adalah kata
kerja atau hal-hal lain yang berhubungan dengan tenses tersebut. Putarkan lagu maksimal 3 kali. Cek isinya
bersama-sama. Bisa pula mengajarkan Present Perfect Tense melalui lagu dengan men-download lagunya dari internet. Tentunya, pilih video liriknya saja. Contohnya lagu U2 berikut:
Cara ini juga dapat dilakukan untuk mempelajari materi lain
misalnya saat belajar Kata Kerja (Verb),
Kata Sifat (Adjective) dan
sebagainya. Guru dapat mencari lagu yang cocok dari internet atau dari referensi
pribadi. Sebisa mungkin, pilih lagu yang tak terlalu familiar bagi siswa. Jika
tidak, bisa saja mereka malah sudah hapal teks lagu itu hingga mereka merasa tak
perlu lagi mendengarkan lagunya untuk melengkapi bagian yang kosong. Ini dapat
membuat proses pembelajaran menjadi sia-sia.
Action
Games. Ide ini dapat dilakukan saat mempelajari Present Continous Tense. Caranya,
bagi siswa ke dalam beberapa grup. Jumlah grup maupun anggotanya tergantung
dari jumlah siswa yang ada. Beri 5 kata kerja, harus berbentuk action verbs, pada satu orang di grup pertama. Misalnya kata-katanya
adalah:drinking, swimming, painting, touching dan peeping. Minta perwakilan kelompok itu memperagakan kata kerja yang
ada. Dalam waktu 2 setengah menit, teman-teman dalam grupnya harus menebak apa
yang sedang ia lakukan. Pemeraga dilarang menanyakan arti kata yang diberikan.
Untuk menciptakan konteks kalimat, di setiap awal permainan guru dapat
mengatakan: “what is she
doing now?”. Di babak kedua, guru dapat memberikan lebih banyak kata
kerja, misalnya 10, dengan waktu lebih panjang, misalnya 3 menit.
Permainan
ini biasanya amat menarik karena siswa yang memperagakan seringkali tak tahu
arti kata yang diberikan hingga teman-temannya merasa gemas. Belum lagi jika
siswa memperagakannya dengan gerakan yang aneh hingga mengundang tawa.
Modifikasi lain, bisa saja guru kemudian meminta siswa berdiskusi untuk mencari
kata-kata kerja yang akan ditebak oleh kelompok lain.
Nonton Video. Dalam
kegiatan ini, guru memutarkan sebuah video berbentuk film pendek atau lainnya. Siswa
diminta memperhatikan video yang diputar dengan seksama. Setelah selesai,
barulah guru memberikan tugas misalnya menjawab pertanyaan secara lengkap atau
membuat kalimat. Tenses yang mungkin
dipelajari adalah Past Tense, Present atau Present Continous Tense. Selain variatif, menonton video juga dapat
mengajarkan konteks kepada siswa.
terima kasih.
BalasHapusmenarik :)
BalasHapus