Sumber: emagzine.org |
Suatu hari, Zivanna Letisha
Siregar pernah menuliskan mimpinya untuk menjadi Putri Indonesia 2008 di
selembar kertas. Ia lalu menggambar sebuah mahkota sebagai visualisasi dari
keinginannya itu. Siapa sangka, Zivanna benar-benar menjadi Putri Indonesia
2008! Padahal, visualisasi itu ia lakukan jauh sebelum mimpi itu menjadi nyata.
Itu mungkin yang disebut
rancangan keinginan. Maksudnya, ketika kita memiliki mimpi-apapun itu,
tuliskanlah. Rhonda Byrne-penulis buku The Secret -bahkan menganjurkan kita
untuk memvisualisasikan mimpi kita itu hingga sedetail-detailnya. Contohnya,
jika kita sangat ingin punya rumah, tempelkan gambar minimal rancangan rumah
idaman itu di dinding kamar. Satu hari nanti, kata Byrne, mimpi kita itu akan
jadi nyata.
Saya sendiri, sebenarnya lebih
percaya pada action-nya ketimbang sekedar visualisasi. Visualisasi hanyalah
salah satu cara untuk membuat rancangan mimpi kita lebih jelas, lebih nyata
bagi kita yang kemudian menjadi penyemangat untuk meraihnya. Saya yakin Zivanna
pasti melakukan usaha untuk mewujudkan mimpinya menjadi the next Putri
Indonesia, tak sebatas memvisualisasikannya lalu tak melakukan apa-apa.
Masalahnya, saya bukan tipe orang
yang dengan telaten merancang mimpi-mimpi saya, apalagi menuliskan dan memvisualisasikannya.
Kebayang kan kalau untuk merancangnya saja enggak, apalagi untuk do something.
Alhasil, seringkali ketika saya punya keinginan A atau B saya tak bisa
mencapainya. Karena nggak ada rancangannya, saya jadi nggak fokus, tak
termotivasi untuk berusaha, tambah lagi saya angin-anginan..Hingga belakangan,
saya merasa ada sesuatu yang salah dalam hidup saya. Di usia yang sudah nggak
muda lagi-hiks..- saya kok merasa belum ada pencapaian berarti yang mampu saya
raih. Sementara banyak orang di luar sana dengan usia yang sama sudah mampu
terbang, saya masih berjalan pelan.
Sumber : lacrosselibrary.org |
Ok..saya ingin jadi penulis.
Hasilnya?Saya masih berkutat dengan “latihan menulis” dan bukan sudah mampu
menghasilkan buku misalnya. Saya juga ingin punya taman bacaan. Ini proyek
sosial yang ingin saya garap serius sejak 2 tahun lalu. Hasilnya? Bahkan untuk
membuat rancangannya pun saya belum punya. Cuma banyangan saja tapi belum
terealisasi minimal dalam bentuk outline gitu..Apalagi menghasilkan taman bacaan
sungguhan. Wah..masih jauh dari bayangan. Saya ingin menjadi penghapal quran,
minimal hapalan saya nambah. Hasilnya? Hapalan saya masih segini-gini aja.
Padahal, sudah belasan tahun lalu saya memulai, tapi hapalan saya kalah amat
jauh dari mereka mulai setahun belakangan.
Saya lalu melongok teman-teman
saya, orang-orang yang dulu menginspirasi saya atau mereka-mereka yang usianya
sebaya atau di bawah saya. Ada yang sudah jadi penulis kawakan, ada yang sudah
jadi penghapal quran setidaknya istiqomah untuk terus menghapal...Padahal,
bukankah Allah sudah memberi saya waktu yang sama, potensi yang tak kalah kalau
saya mau asah..Saya merasa telah menyia-nyiakan diri dan potensi yang mungkin
saya punyai.
Saya tak mau semuanya hanya
sebatas ngurek-ngurek di kepala tanpa
ada realisasinya. Saya harus merancang kembali mimpi-mimpi saya dan
mengejarnya!...Saya ingin ada “nilai” yang saya punya sebelum usia saya makin
bertambah. Mungkin dapat saya mulai dengan menggambarkan apa yang jadi mimpi saya dan menempelkannya di dinding. (Renungan sepanjang September 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar