Jumat, 19 Oktober 2012

Memori Klip Indonesia

Sumber: imherry.blogdetik.com

Salah satu acara yang selalu saya tunggu-tunggu saat sekolah dulu adalah Video Musik Indonesia (VMI) yang tayang di TVRI setiap sebulan sekali dengan host Dian Nitami. Ini adalah satu-satunya program yang menayangkan klip-klip musik lagu Indonesia dan mengompetisikannya. Setahu saya, saat itu VMI menjadi barometer perkembangan video musik di Indonesia. Secara sebelum VMI ada, video klip musik Indonesia hanya digarap seadanya.
Tahun 80-an, yang disebut video klip hanyalah berupa penampilan si penyanyi-biasanya dengan penari latar- di atas panggung. Kadang bila bukan penari latar, akan ada “teman” si penyanyi yang ikutan muncul di panggung. Mungkin semacam “pemanis” ya..Biasanya sih yang “dipajang” di panggung adalah orang terkenal. Lucunya, pernah yang jadi “model” nya satu grup lawak yang pastinya berjumlah lebih dari 1 orang!.
Seringkali syuting klip tetap dilakukan di dalam studio tetapi studio itu telah diset sedemikian rupa sesuai skenario cerita alias story boardnya. Special effect nya biasanya berupa asap – sampai saya penasaran itu asap munculnya dari orang bakar sampah di studiokah?. Kalaupun klip itu dishoot di luar studio, tempat yang dipilih juga nggak jauh dari taman- setelah ada Taman Wiladatika Cibubur tempat itu laris jadi tempat syuting-, pernah juga di statsiun atau malah di museum.
Maka setelah VMI ada, sebagai penikmat musik Indonesia saya merasa diuntungkan. Setidaknya,tampilan visual dari klip musik penyanyi favorit saya jadi lebih indah dan menarik pastinya. Seingat saya, setiap bulannya VMI akan memilih satu video terbaik, satu video runner up dan satu klip favorit pilihan penonton. Ada klip yang tak hanya jadi the best tapi juga bikin para penonton jatuh cinta hingga mampu menggondol 2 piala sekaligus.
Lewat VMI, saya “kenal” para clip makers yang klipnya langganan juara. Jumlah mereka memang belum sebanyak sekarang. Tapi menurut saya, klip mereka punya ciri khas dan bikin kita dengan mudah dapat mengidentifikasi klip-klip buatan mereka. Diantara pembuat klip saat itu yang sering muncul adalah Rizal Mantovani dan Chris Sinyal. Saya sendiri paling suka klip-klipnya Oleg dan Taba Sancha bachtiar.
Oh ya, setelah satu tahun –kalau tak salah- akan dipilih satu klip best of the best. Saya paling ingat dengan klipnya Java Jive-Kau Yang Terindah, Anggun.C.Sasmi (alias Anggun)-Kembalillah Kasih dan klipnya Chrisye-Cintamu Tlah Berlalu. 




Jika diperhatikan, kadangkala klip-klip yang menang di VMI nampak biasa saja di mata orang awam seperti saya. Tapi pastinya di mata para juri klip itu memiliki kelebihan yang tak dimiliki klip-klip lain. Klipnya Anggun misalnya. Klip ini konon menjadi the best clip karena memasukkan adegan bahasa isyarat dalam klipnya hingga terkesan unik.

Ada juga klipnya Chintami Atmanegara untuk lagu Nyanyian Hati. Klip ini disutradarai Jay Subiakto dan menang karena klip itu dishoot di bawah air. Jadi, si penyanyi lypsinc lagunya sambil berenang. Konon Chintami harus berjuang keras agar ia bisa bernyanyi sambil berenang. Terutama, ia harus bisa menyesuaikan antara gerak mulut dan lagunya. Padahal kaset lagu itu diputar di atas kolam dan butuh usaha ekstra untuk bisa menangkap suaranya dari bawah kolam.  Sayangnya selain klip-klip di atas, saya tak terlalu ingat klip apa saja yang pernah menang menang di VMI. 


Yang juga menarik adalah klip-klip yang pernah jadi favorit. Karena klip ini dipilih berdasarkan banyaknya pilihan penonton, tak jarang klip yang terpilih sebenarnya amat biasa secara teknik dan visual. Mayoritas penonton mungkin memilih klip tersebut karena faktor penyanyi dan lagunya saja. Contohnya klip Tenda Biru-nya Dessy Ratnasari yang tak terlalu istimewa, tapi menang karena saat itu lagunya memang sedang amat disukai.

Sayangnya sebagai program televisi VMI tak bertahan lama. MTV kayaknya pernah menyertakan kategori Best Video dan Best Model in Video untuk menentukan klip dan model terbaik dalam video musik. Tapi untuk program yang menayangkan dan mengompetisikan klip-klip musik secara khusus sepertinya VMI masih menjadi the one and only. Padahal menurut saya bagus juga jika saat ini program seperti itu ditayangkan lagi. Mungkin persaingannya akan lebih ketat karena kini klip-klip musik Indonesia saya lihat telah digarap makin serius.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar