Sumber: imherry.blogdetik.com |
Salah
satu acara yang selalu saya tunggu-tunggu saat sekolah dulu adalah Video Musik
Indonesia (VMI) yang tayang di TVRI setiap sebulan sekali dengan host Dian
Nitami. Ini adalah satu-satunya program yang menayangkan klip-klip musik lagu
Indonesia dan mengompetisikannya. Setahu saya, saat itu VMI menjadi barometer
perkembangan video musik di Indonesia. Secara sebelum VMI ada, video klip musik
Indonesia hanya digarap seadanya.
Tahun
80-an, yang disebut video klip hanyalah berupa penampilan si penyanyi-biasanya
dengan penari latar- di atas panggung. Kadang bila bukan penari latar, akan ada
“teman” si penyanyi yang ikutan muncul di panggung. Mungkin semacam “pemanis”
ya..Biasanya sih yang “dipajang” di panggung adalah orang terkenal. Lucunya,
pernah yang jadi “model” nya satu grup lawak yang pastinya berjumlah lebih dari
1 orang!.
Seringkali
syuting klip tetap dilakukan di dalam studio tetapi studio itu telah diset
sedemikian rupa sesuai skenario cerita alias story boardnya. Special effect nya
biasanya berupa asap – sampai saya penasaran itu asap munculnya dari orang
bakar sampah di studiokah?. Kalaupun klip itu dishoot di luar studio, tempat
yang dipilih juga nggak jauh dari taman- setelah ada Taman Wiladatika Cibubur
tempat itu laris jadi tempat syuting-, pernah juga di statsiun atau malah di
museum.
Maka
setelah VMI ada, sebagai penikmat musik Indonesia saya merasa diuntungkan. Setidaknya,tampilan
visual dari klip musik penyanyi favorit saya jadi lebih indah dan menarik
pastinya. Seingat saya, setiap bulannya VMI akan memilih satu video terbaik,
satu video runner up dan satu klip favorit pilihan penonton. Ada klip yang tak
hanya jadi the best tapi juga bikin para penonton jatuh cinta hingga mampu
menggondol 2 piala sekaligus.
Lewat
VMI, saya “kenal” para clip makers yang klipnya langganan juara. Jumlah mereka
memang belum sebanyak sekarang. Tapi menurut saya, klip mereka punya ciri khas
dan bikin kita dengan mudah dapat mengidentifikasi klip-klip buatan mereka. Diantara
pembuat klip saat itu yang sering muncul adalah Rizal Mantovani dan Chris
Sinyal. Saya sendiri paling suka klip-klipnya Oleg dan Taba Sancha bachtiar.
Oh
ya, setelah satu tahun –kalau tak salah- akan dipilih satu klip best of the
best. Saya paling ingat dengan klipnya Java Jive-Kau Yang Terindah,
Anggun.C.Sasmi (alias Anggun)-Kembalillah Kasih dan klipnya Chrisye-Cintamu
Tlah Berlalu.
Jika
diperhatikan, kadangkala klip-klip yang menang di VMI nampak biasa saja di mata
orang awam seperti saya. Tapi pastinya di mata para juri klip itu memiliki
kelebihan yang tak dimiliki klip-klip lain. Klipnya Anggun misalnya. Klip ini
konon menjadi the best clip karena
memasukkan adegan bahasa isyarat dalam klipnya hingga terkesan unik.
Ada
juga klipnya Chintami Atmanegara untuk lagu Nyanyian Hati. Klip ini
disutradarai Jay Subiakto dan menang karena klip itu dishoot di bawah air. Jadi, si penyanyi lypsinc lagunya sambil berenang. Konon Chintami harus berjuang
keras agar ia bisa bernyanyi sambil berenang. Terutama, ia harus bisa
menyesuaikan antara gerak mulut dan lagunya. Padahal kaset lagu itu diputar di
atas kolam dan butuh usaha ekstra untuk bisa menangkap suaranya dari bawah
kolam. Sayangnya selain klip-klip di
atas, saya tak terlalu ingat klip apa saja yang pernah menang menang di VMI.
Yang
juga menarik adalah klip-klip yang pernah jadi favorit. Karena klip ini dipilih
berdasarkan banyaknya pilihan penonton, tak jarang klip yang terpilih
sebenarnya amat biasa secara teknik dan visual. Mayoritas penonton mungkin
memilih klip tersebut karena faktor penyanyi dan lagunya saja. Contohnya klip
Tenda Biru-nya Dessy Ratnasari yang tak terlalu istimewa, tapi menang karena
saat itu lagunya memang sedang amat disukai.
Sayangnya
sebagai program televisi VMI tak bertahan lama. MTV kayaknya pernah menyertakan
kategori Best Video dan Best Model in Video untuk menentukan klip dan model
terbaik dalam video musik. Tapi untuk program yang menayangkan dan
mengompetisikan klip-klip musik secara khusus sepertinya VMI masih menjadi the one and only. Padahal menurut saya
bagus juga jika saat ini program seperti itu ditayangkan lagi. Mungkin
persaingannya akan lebih ketat karena kini klip-klip musik Indonesia saya lihat
telah digarap makin serius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar