Sebagai
guru Bahasa Inggris di sebuah lembaga, saya pernah menemui beragam karakter murid dengan beragam
kemampuan dan dinamikanya. Setelah saya merasakan menjadi pengajar Bahasa
Inggris, saya juga jadi tahu kenapa misalnya saya dan teman-teman sekolah dulu
susaah...memahami bahasa itu. And these are the things i get from becoming a
teacher:
-
Kemampuan
Berbahasa Tidak Bisa Dipaksakan.
Pantas
saja Howard Gardner memasukkan kecerdasan berbahasa sebagai salah satu dari 7
kecerdasan majemuk yang dimiliki manusia. Ya..karena ternyata, tak semua anak yang saya ajar dapat
menguasai bahasa Inggris meskipun mereka sudah mulai belajar sejak SD. Walaupun
mereka tergolong rajin hadir dan berusaha mengikuti pelajaran dengan baik,
tetap saja nggak naik level.
Tapi,
ada anak yang sejak SD sudah menunjukkan kecemerlangan berbahasanya. Mudah
mengerti dan menunjukkan perkembangan signifikan beberapa tahun kemudian. Saya
yakin bahwa anak yang nggak naik level itu bukan anak bodoh. Buktinya, ada juga
yang prestasinya di sekolah lumayan. Hanya saja, mungkin mereka tidak memiliki
kecerdasan berbahasa seperti teorinya Gardner.
Saya berkaca pada pengalaman saya sendiri. Saya relatif mudah memahami bahasa
asing apapun. Nilai-nilai saya selalu bagus untuk pelajaran Bahasa. Tapi saya
sangat kurang di pelajaran Matematika dan pelajaran eksak lainnya. Biarpun sudah
belajar seminggu penuh, tetap aja nilai tertinggi saya cuma 8..Seringnya malah
6 ke bawah..
-
Metode
Yang Tepat
Saya ingat, dulu saya bete
banget belajar bahasa Inggris di masa sekolah. Ada yang gurunya jarang masuk,
cara menerangkannya sulit dipahami, ada juga yang sering ngasih tugas yang
nggak masuk akal- menerjemahkan teks dari koran bahasa Inggris tapi nggak
pernah membekali murid dengan ilmu menerjemahkan. Tapi, saat saya ikut les
Inggris di sebuah lembaga, saya bisa lebih enjoy belajar karena metode
penyampaiannya yang berbeda.
Saat belajar memahami
sebuah teks misalnya, guru saya membuatnya menjadi sebuah permainan,
membagi-bagi teks ke dalam bentuk jigsaw atau membuat kompetisi. Selama
mengajar, saya pun mencoba menerapkan hal yang sama. Saya pernah mengajarkan adverb sambil mengajak murid-murid saya
nonton cuplikan konser Super Junior. Setelah itu, saya minta mereka membuat
komentar tentang konser itu dengan menggunakan adverb yang sudah saya ajarkan
sebelumnya. Dengan membuat suasana menyenangkan, mereka nggak merasa sedang
belajar, i think!
-
Mendorong
Agar Tak Takut Berbuat Kesalahan
Banyak anak yang jago
grammar, tapi saat diajak bercaka-cakap mereka kurang mampu. Berdasarkan
pengalaman saya selama sekolah, hal itu terjadi karena pengajar kurang
mendorong murid untuk berani berbicara dalam bahasa asing itu. Sekalinya
ngomong langsung dikoreksi karena grammarnya salah de es be. Akhirnya murid
memilih diam daripada diomeli.
Saya berusaha untuk
mengubah hal itu. Saya mendorong murid-murid saya untuk berani berbicara bahasa
Inggris meskipun belepotan he..he..Misalnya mereka bilang “I am forget, Miss”
padahal seharusnya “I forget”. Yang penting berani dulu. Tata bahasa dan
sebagainya bisa dipelajari sambil jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar