Rabu, 24 Juni 2020

Putri Untuk Pangeran, (Bukan) Sinetron Jiplakan


Sejak pandemi corona, saya jadi lebih sering mengakses tv. Setelah magrib, tv biasanya menyala sekedar buat menemani saya cuci-cuci piring dan beberes dapur sebelum tidur. Beberapa waktu lalu, saya melihat trailer sebuah sinetron di tv berjudul Putri Untuk Pangeran. Tak terlalu tertarik menontonnya karena saya memang bukan penggemar sinetron. Apalagi itu sinetron remaja. Tapi ketika episode pertama ditayangkan, kebetulan saya pun sedang menyetel channel tv itu. Saya tertarik karena ceritanya mengingatkan saya pada sebuah drama Taiwan yang dulu sekali sempat saya tonton, Meteor Garden (MG) dan drama adaptasi manga Jepang, Hana Yori Dango (HYD) lainnya.

Serupa Tak Sama
Di episode pertama diceritakan, Putri (Ranty Maria) sampai di sebuah kampus mewah nan megah bernama Universitas Bangsa. Gadis sederhana ini bisa berkuliah di universitas mahal itu setelah mendapat beasiswa. Kalau tidak, mana mungkin ia bisa berkuliah di sana karena Putri hanya seorang anak tukang jahit. Ke kampus pun, Putri selalu membawa barang dagangan, usus goreng. Ia mendapat cibiran dari teman-temannya yang rata-rata anak orang kaya, termasuk dari  3 cewek yang tak henti mem-bully dan mengejeknya sejak pertama ia masuk kampus.
Sial baginya, di hari pertama itu ia sudah harus berurusan dengan seorang cowok ganteng tapi nyebelin bernama Pangeran (Varrel Bramasta), yang kaca mobilnya tak sengaja dia rusak.  Putri tak tahu, Pangeran dan gengnya terkenal suka berbuat onar karena cowok itu putra salah satu penyandang dana universitas tersebut.
Selanjutnya, banyak isi cerita yang mengingatkan saya pada drama lain yang pernah saya tonton di masa muda. Selain MG, ada pula adegan yang mirip dengan drama Korea Boys Before Flowers (BFF)- masih adaptasi dari cerita manga HYD yang juga diadaptasi MG. Nampaknya, penulis skenario sinetron ini mencoba untuk membuat cerita yang tak terlalu persis agar tak nampak menjiplak. Tapi tetap saja ruh ceritanya hampir sama jika ditonton seksama.  Berikut beberapa yang saya ingat:
1.     Tokoh-tokoh dalam sinetron ini di antaranya: Putri- gadis sederhana yang pemberani, Pangeran- cowok tampan yang super kaya dan 2 temannya Gio dan Atta, Rizky- cowok cool yang menjadi seteru Pangeran dan penolong Putri, Citra-satu-satunya teman Putri yang baik di kampus- dan 3 cewek seteru putri salah satunya bernama Tasya.
Yang mirip      : Karakter Putri sama persis dengan tokoh utama wanita di MG dan drama adaptasi HYD lainnya. Yang agak berbeda adalah karakter cowoknya. Jika di drama-drama itu tokoh wanita berseteru dengan geng cowok tajir dan tampan, F4, namun selalu ditolong oleh salah satu di antara mereka, di sinetron ini Putri  hanya berseteru dengan geng yang terdiri dari 3 cowok. Rizky, diceritakan, dulu adalah anggota geng sahabat itu tapi karena sesuatu hal mereka berselisih. Namun tetap Rizky ini lah yang akhirnya menjadi penolong Putri dari kejahilan geng Pangeran.

2.    Putri dengan gagah berani menghadapi Pangeran yang dengan sewenang-wenang menyuruhnya mencuci mobil, sebagai “bayaran” untuk mengganti kaca mobil yang dirusak gadis itu. Padahal selama ini, tak ada yang berani melawan geng Pangeran.
Yang mirip           : Benang merah cerita tentang cewek miskin yang berani melawan cowok ganteng dan kaya. Yang beda hanyalah penyebab cewek itu melawan.

3.    Keberanian Putri membuat Pangeran sebal dan makin marah. Berkali-kali ia mengerjai Putri dengan tujuan membuatnya tak lagi betah di kampus. Puncaknya saat Pangeran menyuruh Putri memakai “gelang” dari tali sebagai penanda bagi siapapun orang yang berani melawan dirinya. Dengan gelang itu, tak ada seorang pun yang akan berani menolong Putri, kecuali Rizky, saat ia sedang dalam kesulitan sekalipun.
Yang mirip      : Siapapun yang berani berurusan dengan geng F4 akan mendapat kartu merah. Setiap orang yang mendapat kartu itu akan jadi musuh semua orang di kampus itu. Tak akan ada yang berani menolong bahkan sekedar menyapa.

4.    Pangeran, Putri dan Tasya terjebak dalam lift yang mendadak mati. Pangeran yang ternyata memiliki fobia ruangan tertutup sangat ketakutan namun berhasil ditenangkan Putri. Karena kejadian ini, sikap Pangeran agak berubah karena merasa berutang budi pada Putri.
Yang mirip      : Adegan terjebak dalam lift- atau kereta gantung dalam BFF- adalah salah satu adegan penting dan terkenal dalam drama-drama adaptasi HYD. Bedanya, dalam drama-drama itu, hanya 2 tokoh utama yang terjebak di dalamnya. Setelah itu lah mereka jadi dekat.

5.    Putri tersenggol orang saat ia dan Pangeran sedang berselisih di depan rumah sakit. Ia jatuh ke arah Pangeran dan ditangkap cowok itu. Adegan saling pandang saat jatuh itu tertangkap kamera handphone seseorang, disebarkan di media sosial dan menjadi bahan gosip orang sekampus. Saat Putri datang ke kampusnya itu, ia keheranan karena semua orang mendadak memerhatikannya.
Yang mirip      : Adegan saat mereka beradegan “mesra tak sengaja” yang tertangkap kamera lalu disebarkan di media. Tokoh wanita jadi mendadak terkenal. Bedanya, di drama-drama adaptasi HYD kedua tokoh jadi digosipkan punya hubungan asmara.

6.    Putri dicegat dan dikerjai banyak cowok sampai ia jatuh dan barang dagangannya berantakan. Pangeran datang tiba-tiba menghajar mereka dan menggendong Putri. Saat itu lah polisi datang dan menggelandang keduanya ke kantor polisi, menganggap mereka adalah biang keonaran.
Yang mirip      : Di MG dan BFF, tokoh cowok datang menolong dan dibawa pulang ke rumahnya.

7.    Putri mengompres luka Pangeran yang baru bertengkar dengan Rizky. Namun saat melakukannya, Putri mendadak sebal hingga menyuruh Pangeran mengompres lukanya sendiri.
Yang mirip      : Di BFF, tokoh perempuan yang dikompres lalu mereka berselisih hingga tokoh cowok menyuruhnya mengompres luka sendiri.

Yang Beda
Walaupun begitu, ada pula beberapa hal yang sama sekali berbeda dari sinetron ini. Misalnya, ayah Pangeran dan ibunya Putri yang pernah punya hubungan istimewa di masa lalu, Putri yang memiliki kemampuan mendengar suara hati, karakter Tasya yang suka mengunggah apapun yang ia alami ke sosial media dan seterusnya.
Sebagai hiburan, sinetron ini bisa saja menjadi pilihan tontonan bagi remaja, yang jelas bukan saya J . Namun cerita yang mirip dengan drama-drama tadi di sana sini membuat siapapun yang tahu kemiripannya jadi merasa terganggu. Kreativitas kita sepertinya harus lebih banyak digali. Terinspirasi boleh saja tapi jika banyak miripnya, terkesan seperti menjiplak jadinya. Kita tunggu saja apakah episode-episode selanjutnya akan berbeda atau malah banyak lagi persamaannya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar