Setiap
kali ngobrol dengan teman yang kini sudah menikah dan punya anak, keluhan yang
hampir selalu muncul adalah tentang makin kurangnya waktu untuk diri sendiri,
“Boro-boro sempet ke Bandung..Mau
jalan ke mall deket rumah aja susah..Kalaupun bisa, bawaannya sekoper..”
“Punya anak 4 gimana mau ke
salon..Anakku siapa yang ngurus..?”
Lucunya,
keluhan itu nggak hanya dari ibu
rumah tangga full tapi juga dari ibu bekerja yang notabene ada aktivitas keluar
rumahnya.
Setiap
kali saya mendengar curhatan itu, saya seringkali menyarankan teman saya itu
untuk rehat sejenak. Sekedar untuk keluar sebentar dari rutinitas yang mungkin
saja tanpa disadari bisa bikin stress. Tak selalu saran saya itu ditanggapi
positif. Rata-rata mengaku tak tega jika harus meninggalkan anak “hanya” demi
kesenangan sendiri. Mereka merasa “berdosa” melakukannya.
Padahal,
me time atau (meluangkan) waktu untuk diri sendiri bukan sebuah “dosa”.
Tidak salah jika seorang ibu sesekali meluangkan waktu untuk dirinya tanpa
melibatkan anak atau suami. Justru me
time adalah aktivitas yang dapat me-recharge jiwa dan semangat ibu. Me time
dapat mengurangi bahkan menghilangkan
stress yang konon rentan menyerang para ibu. Setelah aktivitas me time
itu, diharapkan ibu dapat beraktivitas kembali dengan semangat baru.
Ini
bukan sekedar teori yang saya baca dari majalah atau buku. Saya sudah
mempraktekkannya sendiri. So, ini beberapa hal tentang me time berdasarkan
pengalaman saya:
a.
Paradigma. Ubah
paradigma bahwa meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang kita senangi
adalah sebuah kesalahan atau “dosa”. Justru niatkan ini sebagai salah satu cara
untuk men-charge ulang diri kita.
Dengan begitu, setelah aktivitas itu kita dapat bersemangat kembali dan rasa
stress pun terkurangi. Kalau sudah begitu, efek positifnya pasti akan terasakan
oleh keluarga. Kita jadi nggak gampang
marah kalau anak berulah misalnya.
b.
Kapan
Waktu Me Time?. Biasanya, kita punya sistem tubuh yang bisa
memberikan warning saat diri kita
mulai stress atau jenuh. Asalkan kita peka memahaminya. Saya sendiri saat mulai
sering ngomel atau marah-marah nggak
jelas sama anak, itulah waktunya saya rehat sejenak. Sebenarnya, tak perlu juga
menunggu sampai stress baru kita melakukan me
time. Bagusnya malah stress itu bisa
kita cegah melalui aktivitas me time.
c.
Aktivitas. Tidak
ada batasan apa saja aktivitas yang dapat dilakukan karena setiap orang
memiliki kesenangan berbeda-beda. Saya misalnya suka jalan-jalan. Jadi, jika
waktunya memungkinkan saya selalu menyempatkan diri jalan ke toko buku sekedar untuk
melihat-lihat atau membeli buku dan majalah yang saya suka. Tapi, ada kalanya
saya hanya membaca saja di rumah sambil rebahan atau sekedar makan bakso.
Apapun asalkan kegiatan itu dapat membuat relaks dan terlepas dari stress.
d.
Durasi. Tidak
ada batasan berapa lama me time yang ideal. Yang pasti, para ibu
hendaknya selalu berusaha meluangkan waktu untuk diri sendiri meskipun hanya 15
menit seminggu sekali. Lagipula, aktivitas ibu juga berbeda-beda, kan. Jadi waktu luang yang dimiliki
mungkin juga berbeda. Saya sendiri jika ingin agak lama melakukan aktivitas
yang saya sukai, saya pilih waktu saat anak tidur malam.
e.
Kerja
Sama dan Pengertian. Tak bisa dipungkiri, kerja sama dan pengertian
dari suami atau anggota keluarga lain amat penting jika kita ingin melakukan me time.
Terutama jika kita ingin melakukan aktivitas yang membuat kita meninggalkan
anak. Jalan-jalan misalnya, pergi ke salon, nonton di bioskop dengan teman dan
sebagainya. Jika tak ada pembantu yang bisa dititipi misalnya, pastilah anak
akan dijaga suami, ibu mertua atau anggota keluarga lain. Karenanya,
komunikasikan dengan baik agar tak terjadi salah paham apalagi sampai pasangan
merasa dicuekin. Pastikan semua
pekerjaan rumah seperti makanan untuk anak dan suami sudah tersedia atau tugas
untuk pembantu juga sudah terkomunikasikan dengan baik. Dengan begitu, tak ada
yang terbengkalai karena aktivitas kita.
sumber: api.ning.com |
f. Enjoy Your Time. Jika ingin
efektif, saat melakukan me time lupakan semua rutinitas sejenak
termasuk anak-(anak). Percayalah, anak kita akan baik-baik saja. Kalau ibunya
bebas stress, anak-anak pun pasti akan senang karena jarang kena omel nggak jelas lagi..:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar