Jumat, 16 November 2012

Sisipan Hadiah Yang Hilang...



Foto:pesanlokal.com
Salah satu hal yang saya lakukan sebelum membeli pasta gigi di supermarket untuk anak saya adalah mengecek apakah hadiahnya masih ada atau tidak di dalam kardusnya. Saya memang memilih untuk membeli pasta gigi itu karena hadiahnya. Memang cuma mainan plastik berukuran kecil. Tapi lumayan bikin anak saya senang.
Masalahnya satu kali saat saya iseng mengecek apa hadiahnya, hadiah yang seharusnya ada di dalam itu ternyata sudah hilang!. Penasaran, saya cek beberapa kardus lain. Ternyata sama saja, hadiahnya raib!!. Saya baru menemukan kardus yang masih berhadiah saat saya mengambil pasta gigi yang diletakkan paling dalam di rak.
Kali lain, saat saya hendak membeli sereal yang berhadiah bermacam maianan, lagi-lagi saya menemukan “keanehan”. Beberapa mainan yang disimpan di sebuah kotak plastik kecil dan menyatu dengan bagian depan kardus sereal ternyata sudah bolong  dan mainannya pun hilang!. Pernah pula saya melihat pembersih lantai yang bertuliskan “berhadiah sabun colek” dan hadiah itu terekat di produknya. Anehnya, yang berhadiah sabun colek dan terekat hadiah hanya beberapa saja. Tentu saja saya memilih pembersih lantai yang masih  ada hadiahnya.
Pengalaman lain saya alami saat saya pergi ke sebuah toko buku besar di Bandung. Ada satu buku yang menyisipkan hadiah pin di cover bukunya. Ternyata, ada  yang menyobek plastik salah satu pembungkus bukunya dan mengambil pin itu. 

Foto:resepkuelezat.com
Saya lalu berpikir kemana hilangnya hadiah-hadiah itu. Kalau produsen pasta gigi lupa menyisipkan hadiahnya, rasanya terlalu beresiko. Bisa-bisa konsumen akan complain dan menganggap produsen berbohong. Mungkinkah pegawai supermarket atau toko yang mengambilnya? Atau ada tangan-tangan iseng pengunjung yang mengambil hadiah itu?. Andaikan seperti itu..duh..kok bisa-bisanya ya..
Rasanya sebagai (calon) pembeli, tak pantas kita mengambil hadiah yang ada, sekecil dan semurah apapun itu. Mungkin memang tak ada yang tahu. Tapi untuk apa sih kita mengambil sesuatu yang bukan milik kita dengan dalih menyenangkan anak sekalipun?. Lebih jauh lagi, jika anak kita ikut melihat saat kita mengambil barang tak seberapa itu, dampaknya juga pasti negatif karena kita sudah mencontohkan hal yang kurang baik.
 Mungkin itu sebabnya, ada satu produsen sereal yang memilih menyimpan sisipan hadiahnya di dalam kardus. Hadiah berupa notebook bergambar itu bahkan diselotip sampai rekat sekali. Sampai-sampai saat di rumah, saya harus menggunting kardusnya untuk mengambil hadiah itu. Jangan-jangan, produsen melakukan itu karena mereka tahu kalau sisipan hadiahnya sering hilang jika hanya disisipkan di luar. Entahlah..saya belum mewawancarai mereka...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar