Selasa, 22 Januari 2013

Saat Merasa Bosan



Ada saat dimana saya merasa amat jenuh dengan pekerjaan. Waktunya bekerja bukan lagi hal menyenangkan. Dulu, saya menganggap mengajar anak-anak adalah tantangan yang bisa bikin penasaran. Begitupun mengajar anak-anak usia SMP atau SMU. Saya begitu excited menyiapkan properti mengajar dan tak sabar menunggu reaksi murid-murid saya di kelas.
Lama-lama, saya merasa bosan. Mengajar tak ada gregetnya lagi. Saya menjalani aktivitas itu semata karena kewajiban atau sekedar untuk mencari uang. Ok lah memang ia saya mencari nafkah. Tapi kalau hanya sebatas itu, rasanya terlalu gampang. Saya memang tak bercita-cita untuk menekuni pekerjaan ini sampai tua. Saya punya passion lain yang ingin saya kejar. Tapi setidaknya sampai tahun depan saya masih akan mengajar, meskipun mungkin tak akan se-full sebelumnya.
Parahnya, kebosanan itu berimbas pada murid-murid saya. Rasa “eneg” karena bosan mengajar membuat saya gampang naik darah. Padahal saya banyak mengajar kelas anak-anak yang tingkahnya pasti ada saja yang bikin kesel. Tingkah murid-murid kecil saya yang dulu saya anggap wajar, bisa dengan mudahnya membuat saya “meledak”. Meskipun setelah  marah-marah nggak jelas saya jadi menyesal luar biasa, saya berpikir kayaknya saya perlu melakukan sesuatu agar rasa jenuh itu tak berkepanjangan dan merugikan murid-murid saya yang tak tahu apa-apa.
Otak saya berputar mencari cara mengusir kejenuhan. Kayaknya tips-tips ini bisa juga dilakukan untuk mereka dengan profesi berbeda, tak hanya untuk pengajar seperti saya:
1.     Coba lakukan sesuatu yang baru yang berhubungan dengan pekerjaan kita. Sesuatu yang tak pernah kita coba sebelumnya. Misalnya, saya mencoba mengajar level baru yang tidak pernah saya ajar sebelumnya. Materi dan karakter murid yang berbeda, lumayan bisa menyemangatkan karena saya merasa tertantang untuk mencari tahu dan membuat “strategi” mengajar yang baru pula.

2.    Challenge Yourself!. Ini juga bisa jadi cara cukup jitu untuk menghindarkan dari kemonotonan pekerjaan. Di tempat saya mengajar misalnya, sebenarnya ada undangan bagi para guru untuk membuat riset kecil tentang metode mengajar dengan tema tertentu. Jika makalah kita terpilih, kita akan diundang untuk presentasi dan bertemu dengan pengajar lain dari seluruh Indonesia. Saya belum mencoba ini tapi kayaknya bisa jadi tester untuk mengetahui apakah saya bisa mengambil tantangan itu. Dan..mudah-mudahan bisa bikin semangat lagi.

3.    Lakukan hal baru di waktu luang . Misalnya dengan bergabung di komunitas sosial pecinta binatang atau aktivitas sosial lain yang sifatnya sukarela. Jika mungkin, lakukan secara rutin di akhir pekan. Saya yakin pengalaman batin kita akan menjadi lebih kaya dan semoga bisa me-recharge tenaga kita saat waktunya bekerja kembali di awal pekan.

4.    Istirahat sejenak. Bisa dengan cuti jika memungkinkan. Karena saya bekerja part time dengan jadwal kerja fleksibel, saya memutuskan untuk mengambil hanya 3 hari kerja saja. Dengan begitu, saya merasa sedikit lega karena ada jeda waktu saya menarik nafas sebelum bekerja lagi hari berikutnya.

5.    Kalau sudah benar-benar stuck, pikirkan kemungkinan untuk berhenti. Kalau kita tipe pengambil resiko, meninggalkan pekerjaan lama dan menekuni pekerjaan baru yang belum jelas mungkin tak masalah. Tapi kalau kita tipe “cari aman”, alternatif ini mungkin harus dipikirkan masak-masak. Apapun, lakukan saja selama itu membuat kita bahagia dan tak merugikan orang lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar