Minggu, 29 Juli 2012

5 Atlet Favorit


Saya termasuk pemerhati event-event olahraga. Awalnya karena saat SD guru olahraga saya mewajibkan kami untuk mengikuti berita olahraga. Ada ulangannya pula.. Jadi, mau nggak mau saya harus nonton dan mencatat apa yang ada di event-event itu mulai dari PON sampai Olimpiade. Mumpung lagi Olimpiade London, saya pengen menulis tentang atlet-atlet favorit saya. 

   1.  Alexander Popov (Perenang asal Rusia)
Pertama tahu: Mr. Popov mencuri perhatian karena sebagai new comer dia langsung berhasil meraih emas untuk 2 nomor bergengsi, 50 m dan 100 m gaya bebas putra di Olimpiade Barcelona 1992. Udah gitu..ganteng pula. Jadi makin menarik perhatian kan? Ha..ha..Di Olimpiade itu ia berhasil meraih 2 emas dan 2 perak.
Prestasinya antara lain:
1. Mr. Popov berhasil meraih emas untuk nomor 50 dan 100 m gaya bebas putra selama 2 olimpide berturut-turut yaitu di Olimpiade Barcelona dan Olimpiade Atlanta 1996. Prestasi ini menyamai Johnny Weiismueller , seorang perenang asal Amerika , yang berhasil meraihnya di Olimpiade tahun 20-an.
2.    Mr.Popov memegang rekor untuk nomor 50 m gaya bebas putra selama hampir 10 tahun dengan catatan waktu 21, 64 detik. Rekor itu baru terpecahkan pada 2008 oleh perenang Australia, Eamon Sullivan dengan catatan waktu 21, 56 detik.

2. Joscelin Yeo (Perenang asal Singapura)
Pertama tahu : Saya tahu Joscelin di SEA GAMES tahun 1993. Dia sangat menarik perhatian karena di usianya yang saat itu baru 14 tahun dia sudah berhasil menjadi bintang kolam renang dengan meraih 9 emas diantaranya untuk nomor bergengsi 100 m gaya bebas putri. Tidak hanya itu, Joscelin juga memecahkan empat rekor SEA Games.
Prestasinya antara lain:
1.   Selain 9 emas pada SEA GAMES 1993, Joscelin juga meraih 7 emas pada SEA GAMES 1995 di Chiangmai, serta masing-masing 6 emas pada 2 event SEA GAMES berikutnya di Brunei dan Hanoi.
2. Pada SEA GAMES 2005 di Manila, ia berhasil meraih 6 emas dan memecahkan rekor untuk 100 m gaya kupu-kupu putri sekaligus menjadi perenang wanita pertama yang berhasil mencapai waktu di bawah 1 menit.

   3.    Nadia Comaneci (Pesenam asal Rumania)
Pertama tahu:Lewat majalah TEMPO karena saat Nadia masih aktif sebagai pesenam, aku masih kecil banget. Jadi nggak ngikutin aksinya di Olimpiade. Pertama kali dikenal karena menjadi pesenam pertama yang berhasil meraih nilai sempurna, 10, di Olimpiade Montreal 1976.
Prestasinya antara lain:
    1.   Selama Olimpiade yang pernah diikutinya, Comăneci meraih nilai 10 sebanyak 6 kaliuntuk berbagai nomor di cabang senam.
   2.  Comăneci adalah pesenam termuda yang mengikuti cabang senam untuk nomor all-around.

4.    Catherine Surya (Perenang asal Indonesia)
Pertama tahu : Saat ia meraih 7 emas di PON XII  tahun 1993 di usianya yang baru belum 13 tahun serta memecahkan 5 rekor nasional. Sayangnya, namanya sempat tercoreng karena ia sempat tersangkut kasus doping pada 1994. Tapi dalam sebuah majalah remaja, saya sempat membaca bahwa Catherine sebenarnya tidak pernah tahu bahwa obat yang ia konsumsi adalah doping. Jadi, pelatihnya lah yang punya andil dalam hal ini. Buat saya, dia tetap perenang potensial. Sayangnya, prestasinya setelah itu tak bertahan lama.

  5. Ricky Subagja & Rexi Mainaki (Pebulutangkis asal Indonesia)
Pertama tahu : Sebenarnya saya sudah sering menonton performance kedua pemain ini sejak di SEA GAMES tahun 90-an. Tapi saya jadi kagum banget saat mereka meraih emas untuk nomor ganda putra di Olimpiade Atlanta 1996. Pertandingan itu sangat menegangkan dan melelahkan –berlangsung sebanyak 3 set- tak hanya buat pemain tapi buat penonton. Soalnya, lawan Ricky- Rexy ini alot banget, duo atlet hebat asal Malaysia. Kayaknya, nggak ada pasangan ganda Indonesia yang sekuat dan sekonstans mereka dalam hal prestasi.
Prestasinya antara lain: 
 Berhasil menjuarai hampir seluruh turnamen bergensi dunia, seperti Medali Emas Olimpiade (1996), Asian Games (1994, 1998), Juara Dunia (1995), Juara All England (1995, 1996). (dari berbagai sumber)




Tanya-Tanya Seputar Ramadhan

1.  Apakah manfaat puasa secara fisik ataupun mental?
Arti puasa atau shaum adalah beristirahat. Dengan berpuasa, kita mengistirahatkan tubuh dan pikiran kita selama sebulan penuh. Tubuh akan melakukan penyembuhan dengan cara memperbaiki organ yang rusak maupun mengeluarkan toksin dalam tubuh. Setelah 30 hari, organ-organ tubuh kita telah melakukan peremajaan dan memperbaiki sistem imunitas. Secara mental, jika kita melakukan ibadah selama ramadhan, maka otak akan mengeluarkan zat yang disebut opioids yang dapat membuat kita merasa tenang dan bahagia.

2. Dapatkah puasa membantu kita mengurangi berat badan?
Banyak orang berpikir bahwa berpuasa dapat membantu mereka mengurangi berat badan. Namun ternyata, selesai puasa berat badan mereka justru naik. Sebenarnya, semua tergantung pada bagaimana kita berbuka (ifthor) dan bersahur. Saat berbuka, kebanyakan orang akan makan sebanyak-banyaknya seolah-olah mereka tidak makan berhari-hari. Padahal seharusnya, makanlah perlahan dan pilih-pilih makanan untuk berbuka. Misalnya, jangan terlalu banyak menyantap makanan manis atau mengandung karbohidrat. Jangan pula melewatkan makan sahur hanya karena malas bangun. Ingatlah bahwa sahur adalah sarapan namun dilakukan lebih pagi sedangkan sarapan teramat penting bagi kita sebagai sumber tenaga untuk melakukan aktivitas seharian.

3. Bagaimana cara agar tetap bersemangat selama puasa?
Sebenarnya, semuanya berhubungan dengan mind set atau cara berpikir kita. Khawatir akan merasa lapar atau haus wajar saja karena memang kita tak makan dan minum selama lebih dari 14 jam. Namun jangan khawatir berlebihan karena Allah pastilah tak akan menetapkan aturan yang akan membahayakan kita,kan..? Karenanya, makanlah makanan sehat dan bergizi saat sahur dan berbuka agar kita mendapatkan energi cukup untuk sehari penuh. Juga jangan lupa minum yang cukup.

4. Apa yang boleh dan tidak boleh dimakan saat berpuasa?
Asupan makanan kita saat berpuasa amat mempengaruhi puasa kita. Karena itu, makanlah makanan yang mengandung cukup karbohidrat dan protein sebagai sumber tenaga serta sayur dan buah sebagai sumber serat. Perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi. Begitupun yoghurt dapat menjadi pilihan untuk mengurangi rasa haus saat puasa. Hindari meminum teh, kopi atau minuman bersoda. Jangan pula mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi maupun makanan yang terlalu asin. 

5. Dapatkah kita tetap berolahraga selama berpuasa?
Seringkali kita menjadikan puasa sebagai alasan untuk tidak berolahraga. Sebenarnya olahraga justru membantu sirkulasi oksigen di dalam tubuh. Waktu yang tepat untuk berolahraga adalah 90 menit setelah sahur dan bukan berdekatan dengan waktu berbuka seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Berolahraga dekat waktu berbuka tidak dianjurkan karena saat itu tubuh kita tak memiliki lemak untuk dibakar. Karenanya, olaharaga malah akan merusak serat-serat otot dalam tubuh kita. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga ringan seperti berjalan kaki dan peregangan. (disarikan dari C n S magazine August-September 2012)



Rabu, 25 Juli 2012

Arti Warna Ungu

Jangan tanya kenapa saya suka warna ungu. Simply karena suka aja. Nggak ada alasan khusus. Ternyata, ungu juga punya makna : 1. Ungu adalah warna yang memiliki makna baik. Jika warna ini berada di sekeliling kita, konon kita akan merasa damai. Mungkin itu sebabnya warna ini biasa dipakai dalam meditasi. 2. Ungu juga telah lama dijadikan simbol magic dan misteri. Ungu yang dapat dibentuk dari kombinasi warna biru dan merah, 2 warna yang paling hangat, hingga warna ini dipercaya merupakan warna yang ideal.

Tips Ngadepin Pembantu


Untuk ibu bekerja, punya pembantu seringkali dilematis. Di satu sisi, kita butuh orang yang bisa membantu kita mengerjakan pekerjaan rumah tangga plus jagain anak. Di sisi lain, tingkah pembantu juga seringkali bikin hati pegel..Mau marah takut dia ngambek dan pulang kampung. Nggak negur juga nggak mungkin karena dia kan harus tahu kesalahannya. Biar kita bisa aman dan nyaman dengan pembantu, ada beberapa tips yang mudah-mudahan bisa sedikit meredam kekesalan kita tapi juga nggak bikin pembantu kabur. 

1. Posisikan diri kita di posisi mereka

Tanpa bermaksud merendahkan, biasanya pembantu tak memiliki pendidikan tinggi entah hanya lulusan SD atau SMP malah ada yang nggak lulus sekolah. Artinya, daya tangkap atau pemahaman mereka juga kurang. Karenanya, kitalah yang harus berusaha menyesuaikan diri dengan mereka. Selama ini, saya sering salah paham dengan pembantu karena saya seringkali berpikir dari sisi saya. Masa sih gitu aja nggak ngerti? begitu saya sering berpikir. Tapi coba posisikan diri kita di posisi dia dengan segala keterbatasannya baik keterbatasan pemahaman atau pengalaman. Mungkinkah kita juga bisa mencerna instruksi yang diberikan?. Insya Allah, dengan berpikir begitu kita nggak akan terlalu gampang naik darah. Capek kan marah-marah terus?

2. Pilih Kalimat Pendek dan Sederhana
Karena keterbatasannya, kita pun harus pandai memilih kata.  Sama dengan ke anak-anak kali ya..kita harus menggunakan kalimat pendek dan sederhana. Misalnya, kita ingin ia selalu mencuci tangan sebelum memegang makanan. Katakan: "Mbak, sebelum kasih makan Farhan, cuci tangan dulu ya..Biar bersih." Hindari mengatakan: "Mbak, cuci tangan dulu sebelum mau ambil makanan biar tangannya higienis.Kalo nggak steril tangan Mbak bakal banyak kuman trus sakit perut deh.." karena terlalu panjang dan pilihan kata yang terlalu sulit.

3. Berikan Instruksi secara jelas dan detail
Berdasarkan pengalaman, pembantu melakukan kesalahan saat melaksanakan instruksi karena memang instruksinya kurang jelas buat mereka. Kadang mereka pun merasa segan, takut atau malu bertanya lagi. Akhirnya, kita marah karena hasilnya tak sesuai harapan. Pembantu pun mungkin malah bingung dan tak paham kekeliruannya. Misalnya, setiap kali saya menyuruh pembantu belanja ke pasar saya akan menuliskan di kertas apa-apa saja yang harus dibeli. Setelah itu,saya bacakan tulisan itu. Beri alternatif pilihan jika takut pembantu salah beli. Misalnya : beli cumi 2 ons. Jelaskan: Kalau cuminya sudah dibungkus plastik, beli 2 bungkus. Kalau belum dibungkus, bilang beli 2 ons. Kalau nggak ada cumi, nggak usah beli. Soalnya,saya pernah punya pembantu yang "kreatif". Mungkin karena takut diomeli, saat ikan yag hendak dibeli tidak ada, dia berinisiatif membeli ikan lain yang tidak disukai saya dan suami. Akhirnya,  jadi mubadzir deh..Apalagi jika instruksi itu menyangkut cara pengoperasian alat elektronik misalnya yang mungkin saja baru pertama kali mereka lihat. Biasanya, saya selalu bilangin sambil praktek agar lebih jelas.

4. Beritahu berulang-ulang
Bersyukur jika kita dapat pembantu yang cepat tanggap dan langsung ngerti apa saja tugas dan kewajibannya. Masalahnya, tipe pembantu juga berbeda-beda. Ada pembantu saya yang harus dibilangin berkali-kali baru nggeh. Intinya, jangan bosan memberitahu meskipun kita sudah merasa kesal karena kata-kata kita hanya masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Kalau sudah berkali-kali diberitahu tidak mempan juga, bisa juga dengan mengetik apa yang harus dia lakukan lalu tempel di tempat yang mudah terlihat. Pernah juga saya  berikan list what-to-do saat dia gajian. Alhamdulillah ada perubahan.

5. Banyak Maklum dan Memaafkan
Dari ke-empat pembantu yang pernah kerja di rumah, semuanya berusia antara 14-18 tahun. Tapi kadang usia nggak menunjukkan kedewasaan. Ada pembantu saya yang umurnya baru 14 tapi sudah lumayan paham tugas dan kewajibannya. Ada juga yang usianya sama tapi saya jadi kayak punya anak sulung karena saya masih harus repot  mengingatkan dan memaklumi. Kalau ada saya di rumah dia seolah bebas dari tugas jagain anak dan tidur di kamar. Tapi saya diingatkan orang tua untuk berusaha mengerti. "Dia kan masih usia SMP. Usia segitu masih seneng-senengnya main. Masih untung dia masih mau kerja, Udah..dimaklumi aja.." Yang penting terus beritahu apa-apa yang harus atau tidak boleh dia lakukan.

Selasa, 24 Juli 2012

Pengalaman Mendidik Anak (2)

3. Menolak sikat gigi
Sebenarnya, saya sudah membiasakan Ihsan sikat gigi sejak umurnya 1 tahun. Umur segitu, giginya memang udah lengkap. Lagian saya pikir, akan lebih baik kalau saya membiasakannya menyikat gigi sejak dini. Sampai umur 3 tahun, kayaknya ritual menyikat gigi ini berjalan lumayan lancar. Baru belakangan dia mulai sering menolak sikat gigi. Anehnya, dia berulah begitu kalau saya yang memandikan. Kalau orang lain yang memandikan, misalnya pengasuh atau neneknya, dia menyikat gigi tanpa harus disuruh.

KATANYA: Karena mulai memasuki fase egosentris, anak akan punya kecenderungan untuk membantah sebagai bentuk independensinya. Malah menurut buku yang saya baca, seorang anak pada fase ini bisa membantah sampai lebih dari 30 kali dalam sehari!. Pengalaman saya selama ini, kalau dia mulai nggak mau menyikat gigi saya akan bujuk dia dulu. Misalnya, saya tawarkan memakai odol rasa kesukaannya (resikonya saya memang harus punya persediaan odol  baru dan semua odol bakal terpakai). Pernah juga saya menawarkan sikat gigi warna lain buatnya. Kalau nggak mempan, saya bujuk dengan bercerita apa akibat malas menyikat gigi. Kalau nggak mempan, saya minta dia mandi sama teteh pengasuhnya (biasanya dia akan menolak). Jujur saja, sampai sekarang saya masih belum menemukan trik jitu agar ia mau menyikat gigi. Cara yang belum saya lakukan adalah memahamkan manfaat sikat gigi melalui buku atau film.Lagi nyari medianya..Akhirnya, sampai sekarang saya masih suka marah kalau dia nggak mau menyikat gigi. Deuh..rasanya kesel luar biasa kalau dia mulai membantah.

4. Meleletkan Lidah 
Saya  sebal sekali kalau saat saya menasehati, anak saya meleletkan lidah. Rasanya nggak dihargai banget. Memang sih dia masih kecil. Belum tahu kalau itu tidak sopan. Tapi saya kesel juga kalau itu terjadi. Saya yakin dia "belajar" itu dari anak gede sekitar rumah.

KATANYA: Masih berkaitan dengan fase suka membantah tadi sebenarnya. Jujur aja saya belum tahu gimana meng-handlenya. Jadi biasanya, saya hanya menasehati sambil kesel-kesel dikit..


Yah..jadi orang tua memang pembelajaran tanpa henti sepanjang hidup. Sampai sekarang saya masih terus belajar bagaimana mendidik dan membesarkan anak. Sambil berdoa semoga Allah menjadikan anak-(anak) saya menjadi anak yang sholeh dan mampu menjadi kebanggaan bagi orang tuanya.Amiin..


Minggu, 22 Juli 2012

Pengalaman Mendidik Anak

Saat hamil saya mendadak suka membeli berbagai majalah ibu dan anak. Maksudnya untuk mencari tahu bagaimana merawat dan mendidik anak kelak. Saya juga suka membaca buku-buku parenting. Tapi ternyata, ilmu yang saya dapat sembari praktek atau learning by doing lebih nempel buat saya. Ok lah, saya memang mempraktekkan ilmu yang saya dapat dari hasil membaca itu meskipun nggak semuanya. Tapi nggak selalu teori itu berhasil. Tergantung banyak hal juga, termasuk kondisi anak. Yang terjadi, saya justru malah banyak belajar dari anak.Ini pengalaman saya selama 3 setengah tahun membesarkan anak:
1. Menangis Minta Sesuatu
Anakku  pernah pengen banget beli benang layangan yang besar. Selama ini, dia selalu dibelikan benang yang kecil karena lebih aman. Soalnya benang yang besar kan tajam. Khawatirnya tangan anak bakal luka. Gara-gara dia melihat anak tetangga main layangan pake benang besar, dia merengek minta dibelikan juga. Saya nggak turuti lah. Daripada bahaya, pikir saya. Tapi dia ngotot. Dia nangis di tempat tdur, guling-guling sambil teriak-teriak pengen beli benang.

KATANYA: Anak saya baru berusia 3 tahun setengah. Kata para ahli, pada usia ini anak berada pada masa egosentris. Ia mau semua keinginannya dituruti nggak peduli mau nya itu akan berakibat buruk atau malah membahayakannya.  Nggak heran saat orang tua tak menuruti, dia akan kesal dan marah luar biasa. Aksinya bisa macam-macam. Ngambek misalnya, mengamuk atau guling-guling di lantai. Untuk kejadian kayak di atas, berdasarkan pengalaman memang nggak ada jalan lain buat kita selain tenang dan sabar. Bujuk anak dengan kata-kata lembut. Coba gendong dan alihkan perhatiannya ke hal lain yang kira-kira akan membuat anak tertarik. Kalau tidak bisa juga, biarkan saja dia menangis namun sambil tetap diperhatikan (siapa tahu anak guling-guling lalu jatuh). Tunjukkan sikap konsisten agar ia tahu bahwa sikapnya itu nggak akan membuat kita mengizinkannya. Biasanya sih, lama-lama anak capek dan bosan lalu lebih mudah dialihkan perhatiannya agar tak lagi minta apa yang ia inginkan. Setelah suasana normal, katakan pada anak alasan kitatak menuruti keinginannya. Mungkin anak tak serta merta mengerti ya. Tapi percaya deh, kata-kata itu akan masuk dan terekam dalam otaknya sampai akhirnya ia akan paham nanti.


2. Berkata Kasar
Tiba-tiba saja anakku mengeluarkan kata-kata "ajaib" saat marah: "B##O". Saya dan suami kaget luar biasa. Perkiraan kami sih, dia dengar kata itu dari anak-anak yang lebih besar yang memang suka ngajak dia main atau dari percakapan orang dewasa di sekitar rumah. Awalnya karena kaget, saya langsung menegur dia dengan keras. Tapi ternyata, sikap saya itu nggak mengubah kebiasaan dia.

KATANYA: Pada anak batita, kemampuan meniru anak memang sedang berkembang. Masalahnya, anak belum punya reserve untuk memilah mana yang harus dia tiru mana yang tidak. Melarangnya keluar rumah kayaknya nggak bijak ya..karena anak juga perlu belajar bersosialisasi dengan lingkungan. Pengalaman saya selama ini adalah : Saya amati, anak saya akan mengucapkan kata-kata itu sebagai bentuk defence (pembelaan) nya ketika ia ditegur karena salah atau saat marah. Intinya saat ia merasa tak nyaman atau "teramcam", dia akan mengeluarkan kata-kata tadi. Karena itu, saat ia melakukan sesuatu, saya akan menegurnya dengan cara halus. Misalnya:" Lho..Ihsan kok buang-buangin air di lantai, sih?Lantainya basah sayang..Nanti Ihsan jatuh.." Hindari teguran keras yang terkesan menghakimi atau menyalahkan hingga anak merasa terpojok. Sebenarnya, anak saya biasanya tahu itu tidak baik atau saya tak suka. Tapi kadang dia lakukan juga sebagai bentuk "pemberotakannya" yang nggak mau menuruti kata-kata saya.
Saya beritahu apa arti kata-kata itu: "Ihsan tahu nggak apa arti B##O? Itu artinya bodoh. Ihsan nggak mau kan jadi orang bodoh?Ihsan maunya kan jadi anak pinter..". Mungkin anak tak langsung berubah. Tapi jangan lelah menegur dan memberinya pengertian. Percaya deh, nanti pun pelahan dia akan lupa dengan kata-kata itu. Yang penting, kita orang tuanya selalu memberi contoh yang baik untuk tidak bicara kasar juga. (BERSAMBUNG)