Jumat, 04 Mei 2012

Bergegas Mewujudkan Mimpi...(Part 1)

Sesaat setelah menonton film Negeri 5 Menara, saya seperti tersentak..Tokoh Alif, yang merupakan personifikasi dari penulisnya Ahmad Fuadi, membuat saya tersadar: Tidak pernah ada yang tidak mungkin, selama kita mau berusaha..Alif misalnya, sebenarnya "hanya"lah seorang remaja biasa dari sebuah desa kecil di Sumatera Barat..Tapi ia tak ragu bermimpi. Bersama para sobatnya dalam kelompok shahibul menara, ia dengan lantang berkata:"Suatu hari aku akan ke Amerika..".Siapa mengira, bertahun-tahun kemudian mimpinya menjadi nyata. Tak hanya ke Amerika, ia bahkan mampu melanglang buana ke negara yang mungkin tak pernah ia bayangkan sebelumnya..

Saya teringat, saat SMA saya sangat ingin ikut pertukaran pelajaran AFS , sebuah program pertukaran pelajar yang memungkinkan pelajar tinggal di luar negeri selama jangka waktu tertentu untuk belajar budaya negara bersangkutan. Saya terinspirasi oleh sebuah majalah remaja yang seringkali memuat para pelajar alumni program itu. Tapi belum apa-apa, saya sudah takut duluan..Berbagai pertanyaan seperti.."Gimana dapet infonya?"..Ah, apa bisa saya lolos tes?" "Ah,saya kan cuma pelajar biasa dari kota kecil pula..Apa bisa bersaing dengan pelajar seindonesia?" dan sejuta pertanyaan lain yang intinya malah makin membuat saya ragu untuk melangkah.Ya sudahlah, karena saya keburu banyak mikir yang tak perlu, akhirnya kesempatan ikutan AFS pun hilang bahkan terlupakan..Andaikan saya coba dulu, bukan tak mungkin Allah bukakan kesempatan itu kan?

Saat kuliah D3, mimpi saya lain lagi..Jadi penerjemah..Saya suka belajar bahasa asing dan suka menulis juga. Saya sangat terinspirasi oleh penerjemah Harry Potter, almarhumah Listiana Srisanti. Saya bukan penyuka Harry Potter dan hanya pernah membaca sedikit saja. Tapi menurut saya, ketika sebuah buku terjemahan mampu memberikan efek yang sama terhadap pembaca seperti buku aslinya, maka penerjemahnya pasti luar biasa. Dia mampu menyampaikan pesan yang sama seperti apa yang ingin disampaikan JK Rowling, penulis Harry Potter. Padahal, menerjemahkan bukan hanya sebatas mengartikan kata-kata tapi juga mentransfer budaya..Tak jarang saya membaca buku terjemahan yang malah membuat saya bingung dan malas membacanya sampai habis. Tapi saya memang kurang struggle..Saya pernah menerjemahkan, tapi saya memang lebih cenderung menunggu job terjemahan saja. Saya tak pernah misalnya berusaha meng-upgrade kemampuan bahasa asing saya agar lebih qualified untuk jadi penerjemah. Saya pun tak berusaha mencari peluang lain yang kira-kira akan bisa membawa saya ke jalan menuju mimpi saya itu...(to be continued)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar