Rabu, 09 Mei 2012

Selera Jadul

Kalau saja saya tak membaca tabloid atau iseng mendengarkan obrolan murid-murid saya, pastilah saya tak tahu siapa itu Justin Bieber, Lady Gaga atau SuperJunior. Pertama, saya memang tak punya waktu dan tak merasa perlu meluangkan waktu untuk tahu tentang mereka. Kedua, selera musik saya memang berbeda dengan musik yang mereka bawakan. Maklumlah..udah "berumur"..ha..ha..Jadi nggak heran dong kalau saya merasa tak nyambung  dengan lagunya anak-anak sekarang.

Tapi kalau diingat-ingat, saat saya remaja dan belum berjilbab dulu, selera musik saya memang rada "aneh"..Kalau remaja seusia saya di tahun 90-an itu senang mendengar lagu-lagu trend saat itu, saya malah punya referensi musik lain: mendengarkan kaset-kaset jazz punya papa saya seperti Karimata, Indonesia 6 atau Jean Retno Aryani. Saya juga suka lagu-lagunya Peter Cetera dan David Foster. Ada pula beberapa lagu era 60 atau 70-an yang sering saya dengar semacam If-nya Bread atau All I am-nya Heatwave yang teksnya sering saya baca di buku lagu Papa saya.

Sampai sekarang, selera saya masih cenderung "klasik" kalau tak bisa dibilang jadul. Saya paling suka lagu-lagu 80-an meskipun saya termasuk remaja era 90-an. Buat saya, lagu 80-an itu everlasting. Musiknya mungkin sederhana bila dibandingkan musik sekarang yang serba computerized. Tapi liriknya dalem..Setidaknya begitu menurut saya ha..ha..Lagu-lagu yang paling "nendang" misalnya lagu-lagu Chicago seperti You Come To My Senses atau Hard To Say I'm Sorry. Atau lagu-lagunya Peter Cetera yang suaranya khas itu..Wah..saya nggak bosan mendengarkan lagu The Glory of Love atau You're The Inspiration.

Bukan  hanya musik, saya juga gemar mencari info tentang hal-hal berbau oldies. Di Youtube, saya sering mencari video film-film lama seperti Breakfast At Tiffany's. Saya sering penasaran kenapa satu film di masa itu bisa terkenal padahal saat saya tonton ceritanya biasa saja.. ha..ha..Saya juga paling suka melihat foto-foto lama. Bandung atau Jakarta tempo dulu misalnya. Saya sering membayangkan bagaimana rasanya hidup di zaman itu saat suasana kota belum sepadat dan seramai sekarang, saat para wanita masih setia berkebaya dan para laki-laki berbeskap dan kain jarik?..Kadang saya ingin punya mesin waktu seperti Doraemon biar tahu bagaimana hidup di masa dulu. Untungnya, saya tak menyukai laki-laki bergaya oldies. Saya suka yang normal-normal saja seperti suami saya..ha..ha..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar