Pada 1931, International Olympic Committee (IOC) menyerahkan penyelenggaraan
Olimpiade Musim Panas 1936 ke Berlin- Jerman sebagai simbol kembalinya negara itu
untuk masyarakat dunia paska kekalahan di Perang Dunia I . Namun, tak lama setelah mengambil alih
kekuasaan sebagai Kanselir Jerman, Adolf Hitler menjadikan Olimpiade Musim
Panas dan Musim Dingin tahun 1936 sebagai propaganda superioritas ras Arya dan
legitimasi partai Nazi. Olimpiade ini juga pertama kali diliput televisi hingga
dapat disaksikan di seluruh dunia. Untuk itu, Hitler tak segan menyediakan dana
yang besar agar Olimpiade Berlin menjadi Olimpiade modern terbesar.
Alih-alih menjadi kompetisi yang
menyatukan banyak ras dan budaya, pada April 1934 Hitler malah melarang orang
Yahudi dan kulit hitam mengikuti ajang olahraga internasional itu, termasuk
melarang atlet Olimpiade lompat tinggi Jerman, Gretel Bergmann, yang berkulit
gelap turut serta. Saat Olimpiade resmi
dibuka pada 1 Agustus 1936, ada 18 atlet Afrika-Amerika yang berkompetisi saat
itu termasuk Jesse Owens, yang berdarah Afrika-Amerika.
Tak disangka, Owens sukses besar
dengan menyabet 4 medali emas. Pada nomor bergengsi lari 100 meter yang juga
disaksikan langsung oleh Hitler, Owens menyabet gelar juara dengan catatan
waktu 10,3 detik. Pada nomor 200 meter, ia memecahkan rekor dunia dengan 20,7
detik. Di nomor estafet 400 meter, Owens
dan kawan-kawannya pun sukses meraih emas. Pada nomor lompat jauh, Owens bahkan
mengalahkan atlet Jerman, Luz Long. Rekor tersebut tak terpecahkan selama 25
tahun.
Prestasi Owens tentu saja merupakan
tamparan keras bagi Hitler sekaligus mematahkan supremasi atlet-atlet kulit
putih Jerman. Setelah Owens memenangkan medali pertamanya, Hitler tidak
memberikan selamat kepadanya dan hanya berjabat tangan dengan atlet peraih emas
dari Jerman. Owens dan para atlet
Olimpiade Afrika-Amerika lainnya diremehkan oleh sebuah surat kabar Nazi yang melabeli
mereka sebagai "pembantu hitam" dari tim Amerika.
Meski tak mendapat ucapan selamat
langsung dari Hitler, selama di Jerman Owens mendapat perlakuan yang sama
dengan tim atau atlet berkulit putih. Ironisnya, saat kembali ke Amerika, Owens
sama sekali tidak mendapat penghormatan layaknya pemenang Olimpiade, tidak
diundang ke Gedung Putih dan tidak diberikan penghargaan sebagaimana atlet
kulit putih lainnya oleh Presiden Franklin D. Roosevelt. Padahal, dari total 11
emas yang diperoleh Amerika saat itu, 6 di antaranya disumbangkan oleh para
atlet kulit hitam.
Setelah keikutsertaannya dalam
Olimpiade Berlin, Owens penisun dari profesi atletnya dan memilih untuk
memanfaatkan kemampuan fisiknya untuk mencari uang. Ia “berlomba” dengan mobil
dan kuda untuk memperlihatkan kecepatan larinya. Owens lalu menemukan passion-nya dalam bidang public relations dan marketing. Ia menekuni
bisnisnya di Chicago Illinois dan acapkali menjadi pembicara dalam beragam
pertemuan bisnis di berbagai belahan dunia.
Owens meninggal pada 31 Maret 1980
karena kanker paru-paru. Film tentangnya dibuat pada 2016 berdasarkan hasil
konsultasi dengan ke-tiga putri Owens. Film berjudul Race itu dibintangi Stephan James yang berperan sebagai Jesse Owens.
Sumber:
kumparan.com, biography.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar