Dirilis
cukup lama dari bagian pertamanya, tahun 2014, akhirnya John Wick: Chapter 2 beredar di bioskop pada Februari tahun ini.
Bagi penonton yang telah menonton film sebelumnya, mungkin telah mengetahui
siapakah John Wick (Keanu Reeves)? Namun
jika Anda langsung menonton sekuelnya ini, seperti saya, bisa jadi Anda akan
lebih dulu sibuk memahamkan diri siapa sih
John Wick yang dijuluki si hantu karena kepiawaiannya dalam membunuh tanpa
jejak?
Sayangnya,
benang merah yang dapat menjadi penghubung cerita pada sekuel ini dengan film
sebelumnya, nampaknya nyaris tidak ada. Jadilah penonton harus mengikuti cerita
sambil mengira-ngira mengapa tokoh ini berbuat begini atau begitu tanpa tahu
alasannya.
www.advance-screenings.com |
Adegan
dibuka dengan kebut-kebutan antara seorang pengendara motor dengan sebuah motor
lain di jalan raya. Setelah cukup lama aksi ini terjadi, sebuah mobil tiba-tiba
muncul dan menghadang motor tersebut hingga motor itu berhenti mendadak
sementara pengendaranya terlempar ke aspal. Keluarlah sesosok pria yang dengan
tenang menghampiri pria pengendara motor itu. Lalu, ia mengambil sesuatu dari
jaket si pria yang ternyata sebuah kartu berlogo khusus.
Selanjutnya,
barulah diketahui kalau pria pengambil kartu itu adalah John Wick. John
bermaksud untuk mengambil kembali mobilnya yang dicuri oleh adik seorang ketua
komplotan penyelundup –sepertinya penyelundup heroin-. Dengan mudah, John masuk
ke dalam gedung tempat komplotan itu berada, dengan menggunakan kartu khusus
yang diambilnya dari pria bermotor tadi.
Meskipun
mobilnya nyaris hancur akibat ditabrak dan ditembaki oleh anggota komplotan
yang hendak merebut mobil itu kembali, John tetap mempertahankannya. Ia
berhasil membawa pulang mobilnya tanpa melakukan apapun pada ketua komplotan
yang ketakutan karena didatangi John Wick. Sikap John yang berubah “baik”
membuat ketua komplotan itu berpikir kalau John Wick sudah pensiun. Rupanya,
bukan tanpa alasan jika John bersikeras mempertahankan mobilnya. Dalam dashboard-nya, ia menyimpan sebuah
fotonya bersama sang istri yang telah meninggal.
John
lalu pulang dan disambut oleh anjingnya yang setia namun tak ia beri nama. Dalam
rumahnya yang besar, John terus terkenang akan istrinya. Muncullah sosok
Santino D'Antonio (Riccardo Scamarcio) yang menawari John untuk “bekerja” kembali. Namun John menolak dengan
halus meskipun Santino memaksa dan menekannya. Penolakan John ternyata
berbuntut pada dibakarnya rumah John oleh Santino.
Dengan
berbagai pertimbangan, John akhirnya mau melakukan “misi” dari Santino. Ia
berharap, jika ia telah selesai melakukan tugas itu, ia dapat lepas sepenuhnya
dan hidup damai bersama anjingnya. Misi itu adalah membunuh adik Santino, Gianna D'Antonio. Ternyata, setelah berhasil membunuh adik
Santino, John tetap tak dapat melepaskan diri. Bahkan ia harus berhadapan
dengan Santino yang berbalik ingin membunuh John Wick untuk mengamankan
dirinya sendiri.
Jagoan Yang Canggung
Boleh
dibilang, film ini hanya memiliki Keanu Reeves sebagai daya tarik. Jika dilihat
dari tema, tak ada sesuatu yang baru dalam film ini. Mirip dengan tokoh John
Bourne yang dimainkan Matt Damon, John pun diceritakan ingin pensiun sebagai
pembunuh bayaran. Namun sayangnya, tidak jelas mengapa ia ingin berhenti. Jika
boleh disimpulkan, John ingin pensiun karena kematian istri yang amat
dicintainya. Tapi mengapa? Apakah istrinya meninggal karena berhubungan dengan
pekerjaan John sebagai pembunuh bayaran ataukah sebab lain? Mengapa John begitu
terpukul dengan kematian istrinya itu hingga ia mati-matian mempertahankan
mobil yang di dalamnya ada foto istrinya?
Inilah yang gagal diinfomasikan kepada
penonton dalam film ini. Bahkan, flashback
saat John bersama istrinya hanya ditampilkan dalam hitungan detik saja. Padahal, hubungan John dengan istrinya dapat
menjadi bumbu drama yang menarik dan menciptakan emosi.
Entah
karena faktor skenario, John Wick pun nampak seperti jagoan tanpa gigi. Ia
memang hanya mantan pembunuh. Tapi saya kok
tak melihat sisa-sisa kehebatan John sebagai pembunuh yang dijuluki The Boogeyman alias si hantu dan konon
mampu membunuh tiga orang musuhnya hanya dengan pensil. Ia nampak begitu
canggung, tidak jelas maunya bagaimana dan minim ekspresi. Sebagai penonton,
saya cuma mengira-ngira, kalau sikapnya itu terjadi karena kesedihannya yang
mendalam akibat kematian istrinya. Tapi benarkah?
Namun
jika Anda menyukai adegan laga, bolehlah menyaksikan bagaimana Keanu Reeves
berkelahi. Meskipun, adegan laga yang ditampilkan juga tak terlalu seru seperti
saat menonton The Fast and The Furious haha..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar