Sabtu, 18 Februari 2017

Haru Biru Pernikahan Dalam Novel



Ada salah satu tema cerita yang dimunculkan oleh salah satu penerbit besar di Indonesia. Namanya Le Mariage. Saya pikir  ini seperti pengkhususan tema dari penerbit saja bukan sebuah genre sastra baru. Sesuai dengan namanya, novel-novel yang terklasifikasi dalam Le Mariage bercerita tentang romantika pernikahan. Mirip-mirip dengan novel metropop, tokoh-tokoh dalam novel Le Mariage umumnya adalah kaum muda di  usia matang, baru atau belum lama menikah. Kehidupan pernikahan itu lah yang kemudian dieksplor oleh penulis dengan bumbu konflik dan drama. Saya baru membaca 3 novel jenis ini. Awalnya hanya karena tertarik dengan salah satu novel yang saya baca resensi singkatnya di sebuah toko buku online lalu saya beli. Pada tulisan ini saya hanya akan menulis 2 di antaranya.

Manja Vs Playboy
Novel pertama yang saya beli berjudul Not A Perfect Wedding karya Asri Tahir. Bercerita tentang Pramudya Eka Rahardi, Pram, yang terpaksa harus menikahi calon istri adik kandungnya, Raina Winatama, karena adiknya , Prakarsa Dwi Rahardi, Raka, meninggal tepat di hari pernikahan. Pramudya yang lama tinggal di luar negeri tidak pernah mengenal perempuan yang menjadi calon istri adiknya itu. Namun demi memenuhi janji kepada adik satu-satunya itu sebelum meninggal sekaligus menjaga nama baik keluarga besar, Pram bersedia menikahi Raina.
 
www.goodreads.com
Tentunya, bukan hal mudah menjalani pernikahan tiba-tiba itu. Bagi Raina, Pram adalah orang asing dengan karakter yang sangat jauh berbeda dengan almarhum Raka. Pram lebih ekspresif namun matang dan tentu saja tampan. Meskipun Pram selalu berusaha memperlakukannya dengan baik, bagi Raina, Pram masih menjadi sebuah misteri. Apalagi kemudian Raina mengetahui sebuah rahasia Pram di masa lalu. Begitupun bagi Pram, Raina adalah gadis asing yang juga berbeda dengan mantan-mantannya dulu. Rasa tanggungjawab akan janjilah yang membuat pria itu bersabar menghadapi Raina yang manja dan belum dapat melupakan Pras sepenuhnya. Situasi menjadi rumit saat Sashi, wanita dari masa lalu Pram, muncul hingga menyurutkan keyakinan Raina yang mulai membuka dirinya untuk Pram.
Cukup menarik menyimak tarik ulur hubungan kedua tokoh ini. Jujur saya agak iri pada Raina. Ia digambarkan sebagai wanita yang nyaris sempurna: berasal dari keluarga harmonis dengan 2 orang kakak yang amat sayang padanya, lalu tiba-tiba ketiban pulung menikah dengan pria mapan dan tampan seperti Pram haha... Yang sedikit mengganjal adalah karakter Pram. Ia digambarkan sebagai pria playboy yang cuek dan anti komitmen. Diceritakan, Pram pun  lama tinggal di luar negeri hingga memiliki gaya hidup yang berbeda dengan adiknya Raka  yang cenderung lebih “manis” dan dekat dengan keluarga. Namun saat terpaksa menikahi Raina, Pram berubah menjadi pria yang bertanggungjawab banget, sabar dan dewasa.
Hmm..saya cuma membayangkan, akan sangat tidak mudah bagi laki-laki bebas seperti Pram untuk menjalani pernikahan yang sebenarnya tak ia inginkan, apalagi menikahi seorang wanita yang tak pernah dikenalnya. Apakah tidak ada pemberontakan gitu? Oke lah, Raina digambarkan sebagai wanita yang menarik. Tapi terasa mengganjal saja jika karakter seperti Pram bisa tiba-tiba pasrah dengan keadaan lalu jatuh cinta.
Karakter lebih riil mungkin ada pada Raina. Bagaimana penolakannya pada Pram yang telah menjadi suaminya secara mendadak, kemanjaannya atau bagaimana ia menyesuaikan diri saat telah menjadi istri, terasa lebih masuk akal buat saya.

Chef Ganteng Berwajah Jepang

www.bukukita.com

Novel kedua yang saya baca, lagi-lagi mengambil judul dari bahasa asing, After Wedding. Novel yang ditulis Pradnya Paramitha ini bercerita tentang Reya Gayatri, seorang dosen ilmu politik yang dengan nekat menerima lamaran Radina Alief Pramoedya, Rad,  seorang celebrity chef yang baru dikenalnya dalam hitungan hari.
Keputusan gila itu diambil Reya karena ia baru saja putus cinta dari kekasihnya, Hario,  akibat sang kekasih berselingkuh. Sementara Rad melamar Reya karena: pertama, memenuhi perintah Jessy, ibu angkatnya, untuk segera menikah. Kedua, karena sebuah alasan yang berhubungan dengan masa lalunya, Rad merasa tak dapat lagi mencintai gadis lain.  Namun demi memenuhi keinginan Jessy yang telah sakit-sakitan, Rad mau menikah asalkan wanita itu tidak mencintai atau jatuh cinta padanya. Rumit ya?
Meskipun sempat membuat kesepakatan untuk tidak saling jatuh cinta, termasuk tidak ada kontak fisik, namun bisa ditebak, seiring waktu hubungan Rad dan Reya semakin dekat –iyalah wong tinggal serumah-  dan perasaan mereka pun berubah. Rad pun terombang ambing antara memenuhi janji pada Kinanti, gadisnya di masa lalu atau menjalani masa depannya bersama Reya yang pelan-pelan mulai ia cintai.
Saya menyukai gaya bercerita penulis dalam novel ini. Sangat mengalir dan alur ceritanya juga menarik. Meskipun bukan tema baru, penulis mampu mengemasnya menjadi cerita menarik lengkap dengan dinamikanya. Yang saya suka tentu saja tokoh Rad, sang chef yang deskripsinya kok mirip salah satu celebrity chef yang sering muncul di TV. Misalnya , diceritakan Rad menjadi chef  juri dalam salah satu reality show lomba memasak, dalam acara tersebut ia harus berkarakter jutek tapi justru itu yang membuatnya digilai banyak fans wanita. Terakhir, tentu saja ia ganteng luar biasa. Sounds familiar,kan? Bedanya, Rad ini digambarkan berwajah oriental karena punya darah Jepang – jadi bikin saya inget pemain utama di Hana Yori Dango haha..
Tapi, berhubung ini novel tentang pernikahan, ada beberapa adegan 21 tahun ke atas yang diselipkan dalam cerita. Gaya bercerita penulis pada bagian ini mengingatkan saya pada novel karya Daniel Steel dan Shidney Sheldon. Meskipun begitu, saya suka bagaimana Rad memperlakukan Reya yang smooth banget..
Di www.goodreads.com , novel ini mendapatkan apresiasi bagus dengan rata-rata mendapatkan 4 bintang. Meskipun begitu, ada pula yang menulis “cacat” yang dibuat penulis karena katanya kurang observasi. Misalnya, proses penulisan disertasi Reya, yang calon doktor, terkesan terlalu lancar dan singkat padahal normalnya butuh waktu lebih lama.

Tema Seragam
Dua novel ini, termasuk 1 novel lagi yang saya baca namun tidak saya tuliskan di sini, memiliki satu kesamaan: pernikahan yang sebenarnya tidak diharapkan tetapi kedua tokoh akhirnya bisa saling mencintai. Konflik yang tercipta pun berasal dari masalah yang sama : keterikatan karakter utama pria dengan wanita di masa lalu dan kemunculan mereka setelah si pria menikah. Mungkin sudah tak terhitung novel,drama atau film yang mengambil tema ini dengan akhir cerita yang mudah ditebak. Toh harus diakui, tema mainstream ini memang selalu disukai apalagi jika tokoh utama prianya memang digambarkan selalu ganteng – memang nggak elok sih kalau digambarkan jelek hehe- dan si wanitanya cantik- kadang biasa saja tapi menarik. Bisa jadi ini untuk memuaskan imajinasi pembaca ya.. atau memang memuaskan imajinasi penulis?
Akhirnya, menarik tidaknya cerita menjadi bergantung pada penulisnya. Ia harus memiliki kemampuan untuk meramu tema mainstream ini menjadi cerita yang antimainstream –setidaknya bisa membuat pembaca tetap mau membaca bukunya hingga halaman terakhir-  misalnya melalui gaya bahasa atau penokohan yang kuat.
After Wedding menurut saya memiliki keunggulan dari gaya bercerita dan dialog-dialog antar tokoh yang terasa bernas. Seperti yang disampaikan penulis di awal bab bukunya, ia memang “menitipkan” pertanyaan-pertanyaan penting pada tokoh-tokoh yang ia ciptakan. Soal peran ganda wanita misalnya atau mengenai makna cinta. Novel ini pun tak hanya berisi kisah hubungan dan  cinta 2 manusia  namun ada muatan lain yang membuatnya lebih bermakna.
Anyway, sebagai pembaca, saya selalu menghargai setiap karya. Karena saya yakin, bukan hal mudah untuk menghasilkan sebuah cerita, apalagi berbentuk novel beratus halaman. Biasa ya..penonton mah sering merasa lebih pintar dari pemain haha... Tulisan ini hanyalah bentuk apreasiasi dan kecintaan saya pada buku. Itu saja saya kira. 

@Private room, 19 Februari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar