Selasa, 05 Februari 2013

Menakar Cinta: Sekuat Apa?



Saya pernah membaca kisah seorang wanita. Namanya Zainab Al-ghazali. Ia adalah tokoh wanita Ikhwanul Muslimin yang pernah mengalami kekejaman rezim Gamal Abdul Naser di Mesir.
Karena aktivitasnya yang dianggap membahayakan pemerintah, Zainab kemudian ditangkap dan dipenjarakan. Berbagai siksaan dan tekanan ia alami, bahkan hingga ia kehilangan separuh pendengarannya. Tapi semua kekejaman yang dialaminya, tak menggetarkan keimanan yang ia miliki. Hanya Allah yang ia sebut. Hinggga ia bermimpi, Rasuallah datang dan menghampirinya. Subhanallah..
Pernah pula ia dimasukkan ke dalam sel dengan seekor anjing lapar di dalamnya. Zainab diumpankan agar menjadi santapan anjing itu. Ajaib! Anjing itu sama sekali tidak menyerang Zainab. Dan ia pun selamat dari maut. Sampai saat penjaga penjara membuka pintu sel, ia keheranan mendapati Zainab masih hidup bahkan tak terluka sedikitpun!
Saat membaca kisah itu, saya hanya seorang remaja berumur belasan. Baru berjilbab dan masih mencari tahu tentang agama saya ini. Sungguh saya takjub bukan kepalang. Pertanyaan yang muncul adalah:”kenapa bisa?”. Apa yang membuat Zainab mau berkorban begitu rupa hingga rela mengalami derita luar biasa. Apa yang membuatnya begitu kuat menghadapi siksaan?.
Ah..kini saya tahu apa sebabnya. Cinta! Itulah jawabannya. Cinta yang membuat Zainab memiliki kekuatan luar biasa itu. Cinta yang membuatnya tak gentar menghadapi cobaan dan siksaan. Cinta kepada Allah lah yang membuatnya setegar itu!
Lalu, mulailah saya mendapati banyak kisah lain. Bagaimana kecintaan Mushab Bin Umair kepada ibunya dikalahkan oleh cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Saat Bilal rela mempertaruhkan nyawa, ditindih batu besar untuk mempertahankan keyakinannya kepada Allah Taala. Ketika Sumayah meregang nyawa, melompat ke dalam bejana berisi air mendidih untuk mempertahankan aqidahnya..
Luar biasa..Begitulah cinta jika sudah berbicara. Seperti apapun rintangannya, akan dihadapi dengan ringan saja. Cinta disebut cinta jika sudah teruji. Bagaimana dengan saya?. Sekuat apakah cinta itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar