Gambar: bhalanetra.files.wordpress.com |
Tak
terasa, anak saya kini sudah berumur 4 tahun. Waktu berjalan begitu cepatnya.
Kayaknya baru kemarin saya menimang-nimang dia, mengajaknya belajar bicara dan
berjalan. Sekarang, dia sudah mahir berlari dan ngomongnya banyaaak..
Saya pun
sudah mulai mengajak dia belajar mengaji. Kebetulan, di dekat rumah saya ada
tempat mengaji. Hampir semua anak di lingkungan tempat saya tinggal juga
mengaji di sana. Saya melihat, anak saya sudah cukup paham hingga mulai bisa
diajak belajar mengaji.
Tentu saja,
jauh sebelum rencana mengajaknya belajar itu, saya sudah berusaha mengenalkan
apa itu “mengaji”. Secara sederhananya, saya mulai dengan mengenalkan
huruf-huruf hijaiyah. Jujur, saya bukan termasuk ibu telaten yang bisa setiap
hari mengajak anak mengulang-ulang huruf-huruf yang diajarkan. Kadang, karena
pekerjaan dan kesibukan lain, saya lupa kalau belum mengajak anak mengingat
kembali huruf-huruf itu. Bahkan ketika sedang berduaan saja dengan anak, saya
malah mengobrol hal lain.
Karena
itu, saya meminta bantuan pengasuhnya untuk mengajari anak saya di sela-sela
waktu bermain. Saya juga amat terbantu dengan video dan lagu-lagu anak yang
mengajarkan mengaji. Ia jadi lebih cepat tahu dan hapal huruf-huruf hijaiyah
berikut cara membacanya.
Yang
tersulit adalah menumbuhkan ketertarikannya untuk mengaji. Maklum, anak
seusianya kan masih suka bermain.
Sementara waktu mengajinya sore hari. Jadi, sebelum “program” mengaji ini ia
mulai, saya sudah sering bercerita asyiknya mengaji. Betapa banyak teman-teman
mainnya yang mengaji juga plus..pujian dari ibu guru kalau ia sudah pintar
mengaji.
Alhamdulillah..kini
ia sudah memulai belajar mengajinya. Rasanya senang...banget melihatnya
bersemangat berangkat sendiri sambil membawa ransel berisi buku dan alat tulis.
Tugas saya selanjutnya adalah menjaga agar semangatnya tak pudar. Saya pun
harus telaten mengajaknya mengulang pelajaran di rumah. Jika saya bekerja,
pengasuhnya yang saya tugaskan mengantar dan mengajari.
Ini adalah
salah satu langkah saya untuk mengenalkannya pada syariat. Jangan sampai saya
bisa mengaji sementara anak saya tak bisa sama sekali. Sambil mengantarnya
menuju tempat mengaji, saya berdoa dalam hati. Semoga setelah besar kelak ia
tetap rajin mengaji...Amiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar