Gambar :lagu2anak.blogspot.com |
Mengajar
bahasa Inggris untuk anak tentunya amat
berbeda dengan mengajar untuk remaja dan dewasa. Salah satu pembedanya adalah
anak, terutama pada rentang usia 5 hingga 8 tahun, memiliki kemampuan
berkonsentrasi yang pendek.
Selama
hampir 7 tahun mengajar, saya pernah merasakan bagaimana susah senangnya
menghadapi anak-anak, dari level kelas 1 sampai kelas 6. Pastinya banyak ilmu
dan pengalaman yang sudah saya dapat selama itu. Ada beberapa tips yang pengen
saya share tentang cara mengajar
bahasa Inggris untuk anak. Bukan karena saya sudah ahli, ya..Cuma ingin berbagi
pengalaman saja:
1. Persiapkan Banyak Variasi Kegiatan. Rentang
konsentrasi yang pendek membuat anak cepat sekali bosan. Karena itu, idealnya
saat mengajar kita harus menyiapkan berbagai variasi kegiatan dengan jeda waktu
yang tak terlalu lama. Tujuannya agar ketika waktunya belajar, anak bisa fokus
dan bukan fokus pada teman atau kegiatan
lain. Misalnya, gunakan gambar untuk mengajarkan kosakata, permainan untuk
menguji apakah mereka memahami kosakata yang sudah diajarkan, dilanjutkan
latihan soal dan seterusnya.
2. Gambar Untuk Menarik Perhatian. Berdasarkan
pengalaman saya, anak-anak umumnya tertarik dan suka melihat gambar. Jadi,
gambar bisa digunakan sebagai salah satu alat bantu mengajar. Misalnya untuk mengajarkan
kosakata atau latihan soal. Gambar bisa diperoleh lewat internet, koran atau
majalah lalu ditempel di karton tebal untuk dipasang di papan tulis. Bisa juga
dengan menampilkannya melalui in-focus.
3.
Games Anti
Bosan. Untuk mengetahui apakah anak sudah paham atau belum, tak
selalu kita mengujinya dengan memberikan soal-soal. Games pun bisa digunakan malah akan lebih menarik dan anak tak
merasa “diuji”. Games dapat dilakukan
secara berkelompok atau individu. Biasanya, anak akan merasa senang jika harus
berkompetisi dengan teman-temannya. Saya pernah melakukannya saat mengajarkan countable dan uncountable noun (kata
benda yang dapat dan tidak dapat dihitung).
Caranya, anak dibagi ke dalam kelompok, per
kelompok terdiri dari 3 sampai 4 orang. Saya lalu membagikan satu set kata
benda, jumlahnya antara 5 sampai 10 kartu. Bagi papan tulis menjadi beberapa
bagian sesuai dengan jumlah kelompok yang ada. Pada tiap bagian kelompok,
tuliskan countable dan countable noun. Perlihatkan satu kata benda dan minta perwakilan kelompok
untuk mengambil kartu kata benda yang sama yang mereka miliki. Minta mereka
memutuskan kata benda itu termasuk kategori kata benda yang dapat dihitung atau
tidak dapat dihitung. Kemudian, tempelkan kartu itu di bawah kategori yang
tepat. Akan lebih menarik jika pemenang dengan skor terbanyak diberi hadiah.
Bisa berupa permen atau coklat.
4. Tangan, Mata dan Telinga. Konon,
anak belajar menggunakan tangan, mata dan telinganya. Karena itu, selain
menggunakan gambar kita pun dapat menggunakan tangan atau panca indera lain
untuk belajar. Misalnya, saat anak belajar tekstur seperti lembut dan kasar dan
kata-katanya dalam bahasa Inggris, kita dapat mengajak anak merasakan sendiri
dengan cara menyentuh benda-benda tertentu sesuai dengan tekstur yang ingin
diajarkan. Untuk tekstur lembut (soft)
misalnya ajak anak menyentuh boneka bulu. Ini pun dapat dilakukan saat anak
belajar rasa dan kata-katanya dalam bahasa Inggris. Rasa manis (sweet) dapat diperkenalkan dengan
mengajak anak mencoba gula, asin (salty)
dengan mencoba garam dan sebagainya.
5. Bergerak Tak Selalu Jelek. Seringkali
orang tua menganggap belajar berarti duduk diam dan anak mendengarkan apa yang
diterangkan guru. Saya sendiri tak menabukan anak untuk bergerak atau
jalan-jalan di dalam kelas. Jika ada aktivitas yang menuntut mereka “jalan-jalan”
di dalam kelas, it’s ok. Sering pula terjadi, saat diminta
mengerjakan soal, beberapa anak dengan kemampuan di atas rata-rata akan selesai
lebih dulu. Pastilah mereka tak akan diam di bangku dan cenderung akan
melakukan aktivitas lain seperti bermain di dalam kelas. Biasanya saya tak
melarang jika memang hal ini tak terhindarkan. Tapi, saya tetap memberi batasan
untuk mereka. Misalnya mereka harus sudah menyelesaikan soal-soal yang
diberikan, tidak bermain yang membahayakan diri dan teman-teman mereka atau yang
dapat merusak fasilitas di dalam kelas.
tipsnya bagus, boleh di share?
BalasHapusboleh banget.maaf baru saya baca komentarnya.Thanks
BalasHapusBagaimana dg kls yg terdiri dr anak berbagai usia dan kemampuan (gabung 1 kls) agar have fun ? .
BalasHapuskalau dalam satu kelas anak2 yang gabung range usianya nggak terlalu jauh misalnya usia 6-7 tahun, bisa dilakukan aktivitas yang sama karena tipenya umumnya sama. kalau range usia terlalu jauh, ini yang agak sulit.. sebaiknya memang nggak disatukan jika range usia lebih dari 2 tahun karena karakternya sudah lain
Hapus