Song Joong Ki dan Song He Kyo nampak begitu ideal sebagai pasangan. Tak ada yang
meragukan cinta Joong Ki yang mengakui telah lama mengagumi Hye Kyo. Lalu,
mengapa cinta itu seolah hilang dengan cepat dan mereka tak mampu bertahan?
![]() |
source: youtube |
Tak
bisa dipungkiri, sukses besar drama Korea Descendants
Of The Sun pada 2016 tak lepas dari kecemerlangan akting para pemainnya. Chemistry yang terjalin di antara mereka
mampu membuat drama ini nampak lebih real
selain tentu saja membikin baper.
Song Joong Ki dan Song He Kyo yang berperan sebagai sepasang kekasih dalam drama ini
sukses membuat penonton termehek-mehek. Sebutan Song-Song couple muncul sebagai bukti betapa orang memuja keduanya. Akting mereka
dalam drama itu dinilai jempolan sampai-sampai saat itu banyak fans yang
mendoakan keduanya beneran berjodoh
di dunia nyata. Banyak pula fans yang sengaja membuat video tentang mereka. Intinya
sih mencocok-cocokkan keduanya agar beneran
bisa bersatu. Apalagi katanya, Jong Ki nampak benar-benar suka dengan lawan
mainnya yang cantik itu. Terang-terangan ia menunjukkan kekagumannya pada Hye
Kyo walaupun saat itu Kyo nampak tak terlalu menanggapi.
Maka
ketika Song-Song betul-betul menikah, yang paling girang adalah para fans
mereka. Pernikahan keduanya bak dongeng yang jadi nyata. Yang satu ganteng yang
satu cantik. Si pria nampak begitu memuja wanitanya. Si wanita juga nampak
bahagia di hari pernikahannya. Setelah itu, para fans fanatik ini lalu berharap
keduanya segera diberi momongan. Malah ada yang mereka-reka akan seperti apa
bayi pasangan ini kelak. Sudah pasti akan serupawan ibu bapaknya, begitu kata para
netizen yang sok tahu.
Tak
dinyana, pernikahan mereka hanya seumur jagung. Dua puluh bulan setelah
pernikahan menghebohkan itu, Joong Ki dan Hye Kyo mengumumkan perpisahan
setelah publik sebelumnya sempat menerka-nerka hubungan mereka telah
merenggang. Sampai kini, para fans tetap dibuat penasaran apa yang membuat
pasangan yang nampak ideal ini memutuskan bercerai. Apakah karena kesibukan
yang membuat mereka jarang bertemu, apakah Hye Kyo terlalu mandiri hingga
merasa pernikahan itu membuatnya terkekang, apakah cinta tak cukup untuk
mengikat keduanya?
Soal
sebab pasti mengapa Song-Song berpisah, tentu hanya mereka yang tahu. Saya pun
tak terlalu kepo mencari tahu karena
apa urusan saya hehe.. Hanya saja, sebagai orang yang telah menikah, saya
terpikir untuk membuat tulisan tentang pernikahan yang terinspirasi dari kisah
keduanya berdasarkan pengalaman saya selama ini.
Cinta
Yang Berubah
Saat
masih muda, kita mengira bahwa cinta satu-satunya alasan tepat untuk bersama selamanya
dengan seseorang. Siapa pula yang tak mau selalu dekat dengan yang dicinta? Rasanya,
sesulit apapun, hidup akan terasa ringan jika dijalani dengan yang tercinta.
Gula jawa aja bisa terasa kayak
coklat, begitu perumpamaan perasaan orang yang sedang cinta-cintanya. Bahkan
sifat atau karakter buruk pasangan pun termaafkan dengan mudah karena cinta
kita yang besar kepadanya.
Di
awal pernikahan, cinta mungkin masih mendominasi hari-hari kita. Memasuki
hitungan bulan, kita akan dihadapkan pada realita sesungguhnya. Bahwa kebiasan
buruk pasangan yang dulu kita maklumi jadi terasa menyebalkan, bahwa pasangan
yang dulu romantis setelah menikah kita anggap tak lagi seromantis dulu, bahwa
banyak hal yang mungkin dapat melunturkan cinta yang dulu menggebu, bahwa
rutinitas bisa menciptakan kebosanan, bahwa kebiasaan keluarga besar kita dan
pasangan yang berbeda bisa menyulut masalah baru, bahwa kesibukan masing-masing
membuat kita dan pasangan merasa jauh.. Kehadiran anak (-anak) juga membuat
hidup kita berubah. Waktu untuk berduaan jadi minim, prioritas hidup yang tak
lagi sama, penampilan istri yang mungkin tak se-kinclong dulu dan seterusnya.
Mungkin
cinta memang tak pergi kemana-mana. Ia masih ada namun telah bersalin rupa. Tak
lagi berupa cinta yang menggebu yang membuat kita begitu bahagia saat sekedar
bisa memegang tangan pasangan kita. Cinta, kata yang telah menjalani pernikahan
lama, akan bertransformasi menjadi rasa respek. Kita mungkin tak lagi merasakan
cinta bak remaja kasmaran tapi telah mewujud jadi cinta yang lebih dewasa.
Masalahnya,
tak semudah itu pula mempertahankan cinta. Cinta yang ada jika tak dirawat akan
pergi juga. Syukur jika hanya berubah wujudnya tapi jika hilang, perekat itu sudah
tak lagi ada. Penyebabnya bisa beragam. Ingat, ketika menikah banyak faktor
intern dan ekstern yang berpotensi menimbulkan konflik. Jika tak terselesaikan
dengan baik, konflik akan terus terjadi. Kekecewaan, rasa marah dan semacamnya
akan menumpuk dan menjelma jadi bom waktu yang siap meledak kapan saja dan perlahan
melunturkan cinta. Semakin lama dibiarkan akan semakin banyak tumpukan “sampah”
emosi itu.
Menghadapi
ini, cinta jadi punya porsi yang tak terlalu besar lagi dalam kehidupan
pernikahan. Kedewasaan, kelapangan hati, komunikasi punya peran yang jauh lebih
penting. Belum lagi soal visi. Ini berhubungan dengan tujuan pernikahan. Mau
dibawa kemana pernikahan kita dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan pernikahan itu. Bisa jadi, di awal pernikahan kita punya visi yang sama
dengan pasangan. Namun seiring waktu, bisa saja visi itu berbeda karena beragam
sebab. Jika tak segera disamakan kembali, kapal rumah tangga bisa oleng dan
karam.
Begitulah.
Jika sebelum menikah Joong Ki sangat memuja wanitanya, amat berbinar ketika
berada di sampingnya, setelah menikah semuanya bisa berubah. Mungkin cinta
memang tak hilang. Namun jika tak dijaga, cinta jadi kalah oleh realita, tak
mampu menyelamatkan kapal rumah tangga. Hye Kyo mungkin sama cintanya. Tapi
banyak hal yang dialami setelah menikah juga bisa melunturkan cinta. Kalaupun
cinta itu masih ada, terkadang jadi pertimbangan ke sekian jika merasa ada
pelanggaran hal prinsip yang tak bisa lagi ditoleransi. Eh.. saya bukan sedang
menganalisa penyebab retaknya mereka ya.. Hanya saja, hal-hal seperti di atas mungkin
terjadi pada rumah tangga bintang atau rumah tangga siapapun dan dimanapun.
Saya
percaya, pernikahan yang langgeng memerlukan perjuangan seumur hidup. Tak hanya
bisa didapat dengan modal cinta dan niat ingin menikah saja. Beradaptasi terus
menerus, penyamaan visi pernikahan terus menerus, mencari ilmu bersama terus
menerus, adalah ikhtiar pernikahan awet. Tentu saja sembari terus berdo’a agar
Allah melanggengkan pernikahan kita, berharap pernikahan itu tak hanya seumur
jagung bagai Song-Song couple.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar