Gambar: kidspot.com.au |
Para
bapak boleh iri karena ada satu hari yang ditahbiskan menjadi hari khusus bagi
para ibu. Ya..hari ini, 22 Desember, adalah hari Ibu. Artinya, betapa
istimewanya seorang ibu sampai-sampai ada satu hari khusus untuk merayakannya.
Saya
ingat saat SMP dulu sekolah saya pernah merayakannya dengan mewajibkan para
siswa putri berkebaya. Ada lomba-lomba khas perempuan seperti memasak dan lomba
busana. Memang tak setiap tahun diadakan. Tapi lumayan berkesan. Saya sendiri memang
tak pernah merayakan hari itu secara khusus. Ide-ide tentang hadiah untuk ibu
di tanggal 22 Desember sebenarnya juga sudah sering saya baca. Masalahnya, saya malah
seringkali lupa kalau hari ini hari Ibu. Jadi hari itu pun terlewatkan tanpa ucapan selamat atau
perlakuan istimewa kepada Mama saya.
Tiba-tiba, hari ini saya jadi ingat Mama. Yang
paling saya ingat tentang Mama adalah she’s a good manager at home!. Mama saya –sekarang
sudah pensiun- dulu bekerja di sebuah instansi pemerintah. Berangkat jam 7 pagi
dan- saat saya sekolah dulu- baru pulang jam 2 atau 3 sore. Tapi Mama tak
pernah terlambat ke kantor dengan alasan “ngurus anak dulu” deesbe deesbe.
Saya
ingat, setiap hari jam 5 pagi saya dan adik sudah dibangunkan. Ini juga perlu
perjuangan, karena kadang saya atau adik saya malas bangun hingga harus
dibangunkan berkali-kali. Selesai mandi, seragam sudah tersedia. Saat saya dan
adik sudah lumayan besar, ritual memakai pakaian ini bisa dilakukan sendiri.
So, Mama tak perlu menunda pekerjaannya yang lain hanya untuk membantu kami
berpakaian. Bayangkan saat saya atau adik masih kecil dan belum mahir
berpakaian sendiri, Mama pastinya ikut turun tangan membantu. Means, ia harus menunda pekerjaannya
dulu.
Selesai
itu, waktunya sarapan. Biasanya, saya tinggal makan saja karena semua sudah tersedia di meja. Seingat saya, kami tidak pernah tidak sarapan.
Mama selalu menyempatkan membuat atau membeli sarapan untuk kami. Saya tak tahu
kapan Mama bersiap ke kantor karena biasanya jam 6 pagi saya sudah berangkat
sekolah. Mungkin setelah saya dan adik pergi barulah Mama agak lega dan bersiap
pergi juga.
Mama pun
selalu berusaha menyempatkan diri mengambil rapot saya dan adik kecuali kalau
ada rapat penting atau lagi keluar kota. Satu lagi, Mama selalu telaten
membantu saya dan adik belajar. Habis magrib, kami wajib membuka buku,
mengerjakan PR atau sekedar membaca pelajaran untuk besok. Kadang Mama
membimbing saya mengerjakan PR. Kalau kami malas-malasan, Mama pasti ngomel.
Dulu rasanya sebel banget. Soalnya, selama belajar kami dilarang menonton TV. Tapi ternyata kebiasaan ini amat berguna setelah
saya dewasa. Saya terbiasa disiplin waktu dan tahu jadwal.
Mama juga
selalu mendukung apapun keputusan saya selama itu positif meskipun semua orang
malah menyalahkan atau “menghujat” saya. Saat saya lebih memilih jurusan Sosial
ketimbang IPA, saat saya memilih kuliah di sastra yang “nggak berprospek”
ketimbang kuliah di jurusan ekonomi, mengantar saya kos dan magang di Jakarta,
padahal saya tahu Mama khawatir karena itu pertama kalinya saya tinggal lama di
Jakarta..
Dan hari
ini, saya terpikir untuk mengirim ucapan selamat hari
Ibu setelah puluhan tahun saya melewati hari itu tanpa hadiah apapun untuk Mama. Eh..ternyata, pulsa saya habis dan saya harus menundanya sampai besok. Saya malah keduluan suami yang justru
sudah mengucapkan selamat pada saya sejak kemarin malam dan menghadiahi saya sebatang
coklat..
Tapi,
jika boleh memilih, di hari Ibu ini saya ingin terbebas dari pekerjaan rumah. Hanya
santai-santai saja sambil mengerjakan hobi saya. Bisakah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar