“Menulis membuat kita
abadi. Satu buku sebelum mati, bisa! Jadikan salah satu cita-cita hidup.”
(Asma Nadia dalam
Twitografi Asma Nadia)
Saya
selalu “iri” pada para penulis yang bisa menerbitkan buku. Saya membayangkan
betapa menyenangkannya kalau tulisan kita dibaca banyak orang, syukur-syukur
kalau bisa menginspirasi dan membawa kebaikan.
Keinginan
untuk menulis buku sebenarnya sudah ada sejak saya kuliah di Jurnalistik dulu.
Suatu hari, saya membaca buku Catatan Pinggir Goenawan Muhammad. Saya melihat
tulisan-tulisan beliau sebenarnya bertema sederhana malah kadang bercerita
tentang peristiwa sehari-hari. Tapi tulisannya sama sekali nggak sederhana. Tulisan beliau justru amat kaya dan bermakna. Terlihat
benar betapa luasnya wawasan beliau. Saya sampai berpikir, Goenawan Muhammad
ini bacaannya apa aja ya..sampai bisa menghasilkan tulisan bagus begitu..?
Foto : penerbitanbuku.files.wordpress.com |
Sejak itu
saya tertarik untuk menulis juga. Buku itu menginspirasi saya bahwa hal-hal
simpel sekalipun bisa kita olah menjadi tulisan menarik. Tak selalu harus
tema-tema ilmiah dan njelimet. Masalahnya adalah bagaimana mengolahnya ke dalam
tulisan hingga ide sederhana itu jadi tak sederhana. Ini yang perlu latihan
terus menerus sambil terus meng-update
wawasan untuk menambah kekayaan ilmu dan kosakata.
Sayangnya,
karena kurang usaha mimpi saya untuk menulis buku hanya tinggal mimpi. Baru beberapa
bulan terakhir saya mulai “teringat” lagi mimpi saya itu. Buku-buku dan kisah
Asma Nadia, Ahmad Fuadi, Andrea Hirata misalnya banyak menginspirasi saya untuk
menulis lagi dan mewujudkan mimpi menulis buku. Ada penulis yang melalui jalan
berliku sampai bukunya benar-benar terbit. Ada yang memilih menerbitkan sendiri
sebelum akhirnya diterbitkan penerbit besar. Ada juga yang beruntung karena justru
langsung ditawari penerbit untuk menerbitkan tulisannya.
Saya tak
tahu jalan mana yang akan saya lalui. Tapi saya tahu, kalaupun jalan itu tak
mulus saya harus bisa melewatinya. Saya berusaha dengan mulai bergabung di sebuah
agen penulisan yang dikelola adik angkatan saya di kampus, menulis lepas dengan
bayaran tak terlalu besar, menulis di blog yang seringkali sepi pengunjung
he..he..Tak apa..Saya tahu Allah melihat sekeras apa usaha saya.
Seperti
kata Asma Nadia di atas, jadikan saja menulis buku sebagai cita-cita hidup. Dan
cita-cita saya, bisa menulis buku sebelum berumur 35 tahun!. Semoga..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar