Seorang model muda
mengaku memiliki wish list sejak
masih sekolah. Di antara wish list-nya adalah bisa hidup mandiri di
Jakarta dan mengikuti sebuah kompetisi model terkenal. Tak dinyana, beberapa
tahun kemudian ia benar-benar bisa mewujudkan mimpinya itu bahkan berhasil
memenangi kompetisi model itu. Ia tak menyangka kalau mimpinya menjadi nyata
dan bisa mencoret keinginannya dalam daftar satu persatu. Ia merasa “hanya” lah
anak daerah yang sepertinya bakal sulit bersaing dengan anak ibukota. Kuncinya,
bersungguh-sungguh, kata sang model pada sebuah majalah wanita tentang rahasia
suksesnya meraih sukses.
Jujur saja, saya sering
terkagum-kagum pada mereka yang punya keinginan dan berhasil mencapai keinginan
seperti model itu, meskipun mungkin mimpi-nya itu nampak hampir tidak mungkin
bagi orang lain. Ingat Jules Verne, yang bercita-cita mengelilingi dunia dengan
balon udara selama 80 hari? Hal yang tidak mungkin dilakukan di masanya. Namun
dengan keyakinan dan kesungguhan, segala hal yang nggak mungkin itu bisa
menjadi nyata.
Saya teringat dengan
beberapa wish list saya bahkan sejak
tahun kemarin. Kayaknya, nggak ada satu pun yang tercapai. Bukan karena nggak
mampu sebenarnya. Tapi bisa jadi karena saya kurang bersungguh-sungguh, maka
tak satupun keinginan saya itu yang kesampaian. Niat untuk ikut program hapalan
qur’an, belajar bahasa asing, sampai punya taman bacaan di rumah...Tak ada
satupun yang jadi saya jalani karena saya memang belum memulai untuk
mewujudkannya. Sekedar dicatat saja.
Saya nggak mau menjadikan
alasan ini dan itu sebagai excuse. Tapi
saya menyadari kalau ada yang “salah” karena dari tahun ke tahun, resolusi saya
jarang tercapai. Saya merasa stagnan dan tak ada kemajuan.
Maka-nya, saya bertekad
untuk mulai bergerak. Tercapai atau tidaknya itu urusan nanti. Berusaha saja
dulu. Jangan sampai, resolusi saya keburu jadi basi karena tahun keburu
berganti lagi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar