Tahun ini, anak saya
sudah mulai masuk TK. Proses hunting
sekolah ini bahkan sudah saya mulai sejak 2 tahun lalu. Saya mulai mencari
informasi, menimbang-nimbang, membandingkan lalu memutuskan untuk menyekolahkan
anak dimana. Saya tak mau salah pilih karena sekolah. Menurut saya, sekolah,
apalagi tingkat dasar, menyumbang peran cukup penting dalam pembentukan
karakter anak. Jangan sampai pola pendidikan yang kita bangun di rumah sejak
anak kecil, lalu berantakan karena tak sejalan dengan pola di sekolah.
Saya dan suami sepakat
untuk memilih sekolah yang mengedepankan penanaman budi pekerti dan pendidikan
agama. Bagi saya sebenarnya, tak masalah jika di TK anak tak diajari calistung.
Tapi memang semua TK nampaknya mengajarkan calistung karena tuntutan orang tua
dan sekolah dasar yang mayoritas mensyaratkan kemampuan calistung sebagai salah
satu tes masuk.
Setelah mencari
sana-sini, akhirnya pilihan saya jatuh ke TK X, sebuah TK islam yang lokasinya
tak begitu jauh dari rumah. Jujur saja, informasi soal TK ini saya dapat dari
seorang teman. Saya tertarik karena kata teman saya itu, TK ini mengajarkan
pengetahuan agama kepada murid-muridnya. Tak hanya diajarkan membaca Alqur’an
tetapi juga belajar shalat Dhuha.
Biayanya memang sedikit
lebih mahal dibandingkan TK-TK lain di sekitar rumah, begitupun SPP-nya. Hampir
2 kali lipat. Tapi setelah saya membaca-baca informasinya, selain kelebihan
soal pendidikan agama tadi, sekolah ini pun memiliki itikad baik untuk menyelaraskan
pendidikan di sekolah dan rumah. Misalnya sebelum masuk sekolah, orang tua
diberi formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang bagaimana
pola pengasuhan anak di rumah dan bagaimana orang tua menanamkan pola
pendidikan itu. Sekolah jadi memiliki gambaran tentang pola pendidikan apa yang
sudah diterapkan dan menyusun strategi mengenai pengajaran anak di sekolah
nantinya. Selain itu, setiap 2 bulan akan ada seminar parenting untuk membekali orang tua mengenai ilmu pengasuhan.
Beberapa orang di
sekitar rumah memang sempat mempertanyakan alasan kenapa saya memilih sekolah
itu,
“Kan ada yang lebih
murah?.” Begitu kata mereka.
Saya maklum kalau bagi
sebagian orang biaya mungkin menjadi salah satu pertimbangan utama. Saya pun
begitu. Tapi saya juga tak mau mengorbankan kualitas pendidikan anak dengan
asal memilih sekolah.
Sekolah berkualitas memang
tak selalu identik dengan biaya mahal. Tapi harus diakui, pendidikan
berkualitas seringkali memang harus ditunjang oleh sarana memadai yang notabene memerlukan biaya lebih.
Alhamdulillah, saya masih bisa menabung untuk menyiapkan dana pendidikan anak saya.
Satu hal yang juga
penting. Jangan sampai kita, orang tua, memilih sekolah semata karena gengsi
apalagi prestise pribadi. Sebelum memilih, hendaknya kita tahu anak kita ingin
dibentuk seperti apa. Ini sama dengan visi dan misi pendidikan orang tua untuk
anak. Setelah itu, cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai sekolah yang
sejalan dengan visi dan misi kita itu. Pastinya, akan lebih baik jika sekolah
itu biayanya terjangkau.
Lupakan komentar tak
perlu dari orang lain. Komentar bisa jadi merupakan masukan. Tapi jika kita
sudah yakin dengan pilihan sekolah untuk anak, kenapa harus mendengarkan apa
kata orang?. Jadi, selamat memilih sekolah!