Rabu, 16 Februari 2011

My Servant..My hero..

Dalam sebuah acara pelatihan yang padat, seorang teman berkata, "kalau ditanya,siapa orang yang paling berjasa buat saya, jawabannya pembantu saya.."katanya.

Dipikir-pikir, ada juga benarnya. Pelatihan yang kami ikuti itu memang cuma 3 hari. Tapi padat banget..Mulai jam 8 pagi dan baru berakhir jam 5 sore. Tentunya, bukan hal mudah buat ibu-ibu yang punya anak kecil untuk meninggalkan rumah dalam jangka waktu lumayan lama seperti itu. .Saya sendiri, perlu bangun pagi-pagi banget untuk mempersiapkan semuanya, biar teng jam 7 pagi saya sudah bisa meninggalkan rumah dengan tenang (rumah sudah rapi, menu masak hari itu sudah siap..dsb.dsb..) .

Thanks to asisten rumah tangga saya, yang dengan sabar dan telaten mengurusi anak saya di rumah hingga saya bisa tenang ikut pelatihan yang hukumnya wajib itu (ini bos yang bilang)...So, diam-diam saya mengangguk setuju, membenarkan kata-kata teman saya itu..

Note :(pembantu saya mau married dan pulang kampung. Musti cari lagi yang baru..mudah-mudahan bisa setelaten yang lama..)

Kamis, 10 Februari 2011

I am miss Loak..?

Saya termasuk orang yang sering merasa sayang membuang barang. Ada saja alasannya. Entah karena.."suatu hari pasti perlu.." atau "Barang ini memorable banget. Sayang kalau dibuang." atau karena.. "pengen nyimpen aja!.."

Akibatnya, loker saya di tempat kerja selalu penuh dengan kertas-kertas hasil karya anak-anak, entah gambar, puisi atau tulisan. Di rumah ortu, saya juga punya lemari khusus untuk menyimpan barang dan pernak-pernik. Dan nggak ada yang berani membukanya selain saya sendiri he..he..Pas liburan kemarin, saya bongkar lagi isi lemari itu. Soalnya, mama saya bilang lemarinya lembab banget. Maklum, disimpan di ruang belakang, dekat kamar mandi pula. Jangan-jangan barang saya dah banyak yang rusak. Mau tahu apa aja penemuan saya?

1. Berbagai macam kartu seperti : kartu mahasiswa saat kuliah d3 dan S1 di UNPAD, KTP sukabumi yang udah kadaluwarsa, Student card LIA (saya selesai kursus di LIA tahun 2004. Awet banget kan?), kartu keanggotaan Comic Corner (sekarang namanya ZOE CORNER,tempat minjem buku di bandung), kartu tanda peserta training LIA& magang di Republika, kartu pers (saat liputan di hotel Aston Jakarta) dan kartu kepanitiaan Kamera Lubang  Jarum (yang ini zaman saya kuliah di Jurnalistik).

2. Beberapa gantungan kunci (sebagian besar dikasih temen).
3. Kertas-kertas hasil nilai akhir semasa di LIA. Isinya nilai oral test, paper-based test dan daily appearance test. Masih disimpen, soalnya nilainya bagus-bagus..he..he.. narsis.

4. Koleksi majalah ANNIDA tahun 99-2005.
5. Koleksi majalah UMMI dan SABILI.
6. Buku-buku Themen Neu (sisa-sisa saat belajar bahasa jerman).
7. Koleksi majalah berbahasa Jerman.
8.Sisipan dan bonus-bonus majalah (resep, kumpulan cerpen dsb)
9. Foto-foto (waktu jadi guide di pertukaran pelajar BAndung-Braunschweig, pas KKN dsb)
10.Buku harian zaman SMP dan SMA (jadul abis kan..? he..he..)
11. Pernak-pernik lain yang dipikir-pikir nggak penting buat disimpen..

Nah, what do you think of me? "Miss kurang kerjaan" atau "Miss Loak?"

Note: akhirnya, ada beberapa koleksi di atas yang dibuang karena udah dimakan rayap..

Bodo..!

Belakangan, anak saya yang baru berumur 2 tahun itu sering mengucapkan kata-kata "bodo..!" setiap kali ia merasa kesal atau marah karena keinginannya tak dituruti. Sepertinya, ia mendapat kata-kata itu dari anak-anak sekitar rumah. Saya sering mendengar mereka mengucapkan.. "bodo!" (maksudnya "masa bodoh!") kalau dilarang melakukan sesuatu atau saat ngobrol dengan teman sebayanya.

Reaksi awal saya, tentu saja kaget karena memang saya tidak pernah mengucapkan kata-kata itu. Saya bicarakan hal ini dengan suami. Akhirnya, ada beberapa hal yang saya lakukan untuk meng-counter kebiasaan buruknya itu:
1. Pastinya, tak mungkin saya melarang dia main atau bersosialisasi dengan teman-temannya, hanya agar ia "steril" dari ucapan kurang baik. Jadi, saat ia bilang "bodo!" saya akan bilang," memang Ihsan tahu apa artinya bodo?Bodo itu artinya jelek, nak. Ummi nggak pernah doa'in Ihsan jadi anak bodo, tapi jadi anak pinter.". Biasanya, ia akan diam setelah saya bilang begitu. Tapi kalau ia masih ngeyel juga, saya akan memperingatkan dengan nada suara lebih tegas. Saya berharap, ia akan mengerti bahwa saya tidak suka dan tahu kalau ucapan itu tidak baik.

2. Meminta pengasuhnya agar mengingatkan Ihsan jika suatu saat mengucapkan kata-kata itu lagi. Saya juga wanti-wanti ke pengasuhnya agar selalu menjaga ucapan dan sikap karena Ihsan pasti akan meniru.

3. Rumah adalah lingkungan pertama yang dilihat anak dan orang tua sebagai role model-nya. Makanya sebisa mungkin saya dan suami selalu mengajarkan dan mencontohkan hal-hal yang baik. Dengan begitu, saya berharap kelak ia akan tahu bahwa ummi dan abinya pun tidak pernah mengucapkan kata-kata seperti itu.

Sejauh ini, ia memang masih mengucapkan kata-kata "bodo!".Mudah-mudahan, seiring berjalannya waktu, Ihsan akan makin mengerti apa yang harus dan tidak seharusnya ia ucapkan.Amiin..

Selasa, 08 Februari 2011

Tentang Majalah Gadis..

Iseng-iseng browsing internet..Eh..nemu link yang khusus ngomongin gadis sampul..Malah ada foto-foto majalah Gadis yang dulu juga. Lucu.. Secara, dulu juga suka baca Gadis. Koleksi majalahku lumayan komplit (terutama dari 92-97), malah hapal semua nama Gadis SAmpul (GADSAM)...SEkarang karena udah ketuaan udah nggak pernah lagi baca GAdis. Majalahku juga udah dijualin sama Mama..Tapi, baca link itu jadi bikin aku inget kalau..:
1. Dulu, harga GAdis cuma Rp.1975,- Harga itu udah termasuk lumayan mahal buat aku yang uang sakunya cuma 1000 perak. JAdi, kalau pengen baca Gadis yang terbit 10 hari-an, aku harus ngumpulin uang dulu. Baru bisa beli..

2. Setiap tahun, Gadis selalu menerbitkan edisi-edisi khusus kayak Edisi Tahunan, Edisi Liburan atau Edisi Cowok. Karena edisi khusus, harganya juga spesial. Misalnya, Gadis edisi Tahunan 94 harganya Rp.3200,- (he..he..sekarang mah harga baso juga mahalan ya..). Makanya, karena uang terbatas, kadang aku cuma bisa beli Gadis Edisi reguler aja,edisi khususnya nggak bisa kebeli.Kalo pengen banget, biasanya sih ngeluarin "jurus terakhir": merengek ke mama minta dibeliin ha..ha..

3. Aku hapal banget sama semua koleksi majalah Gadis yang aku punya. Termasuk susunan nomornya, dan covernya siapa (segitunya yah..). Jadi kalau suatu kali ada majalahku yang menghilang (biasanya dipinjem), aku suka ribut minta balikin lagi..

4. Suka nyuratin Gadsam dan mintain foto-fotonya. Dulu kan belum musim FB-an..Jadi, sampe sekarang aku masih punya foto Jihan Fahira waktu imut atau foto Ersamayori waktu SMP hi..hi..

5. Saat kuliah di Fikom, aku milih majalah Gadis sebagai bahan skripsi. Sebenarnya sih biar gampang nyari referensi aja.. (waktu itu koleksi Gadis-ku masih disimpan di gudang). Selain, pengen tahu kantor redaksi GAdis itu kayak gimana sih..Alhamdulillah judul skripsiku di-ACC dan jadilah aku ke kantor GAdis di RAsuna Said-Jakarta buat wawancara. Lucu juga sih..bisa ketemu sama pemred Gadis yang tulisannya sering aku baca zaman SMP dulu..

Sabtu, 05 Februari 2011

Setelah Sekian Lama...

Duh..duh..udah ber abad-abad nggak nulis di blog. Browsing jarang-jarang, FB-an apalagi.(.Do you live in stone age?..ha..ha..)